Sabtu, 09 Mei 2020

Proses Menerbitkan Buku Ajar


Belajar Menulis Gelombang 10
Jumat, 8 Mei 2020
Pemateri Joko Irawan Mumpuni
Topic“Proses Menerbitkan Buku Ajar”
Peresume Ida Ayu Kade Sastrika, M.Pd (sastrikadayu@gmail.com)



Menulis itu hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca. Seorang guru sebenarnya sudah sering melakukan kegiatan menulis, salah satunya menulis modul pembelajaran sesuai dengan apa yang diajarkan. Guru sendiri yang bisa menyusun secara komprehensif mata pelajaran yang diampu. Guru sebagai penulis sudah memiliki bekal yaitu modul pembelajaran, dari modul tersebut yang nantinya disusun menjadi sebuah buku ajar.

Hari ini Bapak Joko Irawan Mumpuni, akan memberikan materi tentang “Proses Penerbitan Buku Ajar”. Di awal pembelajarannya Beliau menampilkan gambar 1  sebagai berikut: 

Berdasarkan gambar di atas, Bapak/Ibu ada diposisi mana?. Bapak Joko  Irawan menegaskan jika ingin menjadi penulis dan menerbitkan buku harus ada di posisi paling atas “Yes I did It”, jangan ada di posisi paling bawah “ I Want Do it.

“Kemudian bagaimana proses menerbitkan buku?”  Untuk proses penerbitan buku Bapak Joko Irawan menampilkan gambar 2 sebagai berikut!


Proses penerbitan buku berdasarkan gambar 2 diawali dari proses dengan alur yang terdiri dari empat pelaku yaitu: penerbit, penyalur, pembaca dan penulis. Penejalasannya adalah sebagai berikut! Prosesnya diawali dari penulis yang punya naskah sampai diujung sana yaitu buku yang ada di pasaran akan di baca oleh pembaca. Naskah yang sudah jadi dikirim ke penerbit kemudian naskah diproses di penerbit. Penerbit menilai naskah yang ada, apakah naskah tersebut bisa diterbitkan atau tidak.

Proses naskah menjadi buku di tampilkan pada gambar 3 berikut!
Setelah naskah ada di tangan penerbit, dan diasumsikan naskah tidak dikembalikan ke penulis, pihak penerbit akan memberikan informasi ke penulis bahwa naskahnya akan diterbitkan, kemudian meminta sofcopy serta menandatangani surat perjanjian antara penerbit dengan penulis. Jika sofcopy naskah sudah lengkap maka penerbit langsung memprosesnya. Langkah awal adalah melakukan editing naskah dari segi bahasanya, kemudian diseting meliputi ukuran buku berapa kali berapa, hiasan, tebal buku, membuat cover buku, biasanya cover buku diseting sesuai dengan target marketnya.

Setelah naskah diedit, diseting, dan sudah dibuat covernya maka langkah berikutnya adalah pencetakan naskah. Jumlah naskah yang dicetak sejumlah satu dan dicetak seakan akan sudah diterbitkan, buku ini disebut naskah “dummy”, kemudian diberikan ke penulis untuk dikoreksi supaya tidak ada kesalahan yang fatal. “Apakah  naskah yang sudah hampir jadi boleh dirubah?”, boleh-boleh saja tapi itu akan memerlukan waktu yang lama untuk proses penerbitannya padahal buku itu sudah ditunggu oleh calon pembaca.  Sebaiknya penulis sudah membuat naskah yang sudah jadi dan sudah dipertimbangkan masak-masak, jangan samapai dirubah total  sehingga tidak menyulitkan pihak penerbit.
Dari naskah “dummy” yang sudah dikoreksi, dicoret-coret, dikasi catataan oleh penulis, maka penulis harus segera memberikan ke penerbit. Pihak penerbit akan memperbaiki sesuai keinginan penulis, kemudian dilanjutkan proses pencetakan.

Setelah buku diterbitkan “Apa yang penulis peroleh?”
Berdasakan gambar 4, indikator keberhasilan seorang penulis adalah yang pertama mendapatkan kepuasan yang sangat aman karena buku itu bermanfaat bagi orang lain, indikator yang kedua adalah mendapatkan reputasinya sebagai seorang penulis, reputasinya sudah dikenal di mana-mana, apakah oleh guru, siswa, websitenya banyak dikunjungi, social medianya mulai dikenal dan lain sebagainya. Indikator yang ketiga adalah karir, penerbit akan memperkenalkan identitas  penulis, dengan demikian karir seorang penulis akan meningkat. Dan indicator yang keempat adalah yang paling nyata yaitu royalty, semakin besar royaltinya maka penulis tersebut semakin berhasil. Penerbit sangat berharap penulis dapat royalty sebesar-besaarnya, artinya penerbit juga akan dapat keuntungan yang besar pula.

 “Bagaimakanah Sistem Penilaian Naskah di Penerbit”
Dari gambar 5 dapat dijelaskan bahwa penerbit memiliki sistem penilaian sebelum buku diterbitkan. Ada empat hal yang dilakukan dalam melakukan penilaian oleh penerbit, yaitu editorial, peluang potensi pasar, keilmuan,  dan reputasi penulis. Peluang potensi pasar yang memiliki bobot paling besar yakni 50 %, kemudian keilmuan bobotnya 30%, dan untuk editorial dan reputasi masing-masing 10%. Jadi kesimpulannya adalah buku yang sukses itu adalah buku yang pasarnya besar.

“Lalu bagaimana ciri-ciri buku yang pasarnya besar?”
Gambar 6


            Buku-buku yang memiliki ciri-ciri yang pasarnya besar dan sukses sudah bisa dilihat berdasarkan gambar 6. Jika temanya tak popular, penulis popular maka bukunya bisa sukses tapi separuh sukses. Ciri buku yang akan sukses adalah  temanya popular, penulis popular. Untuk penulis pemula beradalah dikuadran tema populer, penulis tak pupuler, jadi pilihlah tema-tema populer yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sedangkan jika penulis berada pada kuadran tema tak popular, penulis tak popular, maka penerbit akan menolak naskah mentah-mentah.

            “Lalu bagaimanakah cara melihat tema itu populer atau dibutuhkan oleh masyarakat?”

                                                                                           Gambar  7

Gambar 7 adalah tampilan hasil pengecekan tema populer di google trends, dengan mengetikkan suatu tema maka akan muncul grafik. Grafik tersebut menggambarkan apakah tema yang kita ketik masih trends di masyarakat atau tidak.

            “Bagaimana cara melihat reputasi penulis?’
                                                                                        Gambar 8 



Untuk reputasi penulis ( misalnya Dosen) dapat dilihat dari google cendekia atau google scholar, seperti pada gambar 8,  penulis itu sudah punya  karya berapa, baik buku atau jurnal dan kemudian karya-karya tersebut sudah dibaca banyak orang ga, dilihat dari mana, yaitu dari sitasi, sudah banyak dikutip banyak orang ga baik di dunia maupun di Indonesia. Rata-rata yang pasarnya bisa dipertanggungjawabkan apabila si penulis tersebut sudah punya disitasi minimal 2000 kali oleh pembacanya. Kemudian bagaimana dengan guru yang tidak memiliki google scholar atau google cendekia? Untuk guru, penerbit akan melihat reputasi guru dari browsing data-data yang lain, pernah nulis buku ga guru tersebut, track recordnya bagaiman, ngajar  mata pelajaran apa saja, komunitasnya bagaimana, kalau dia punya media social blognya bagus, pengikutnya banyak nah itu merupakan peluang pasar. Kalau misalnya di facebook menjadi admin grup yang anggotanya ratusan ribu orang itu merupakan peluang bagus, tidak selalu berdasarkan google cendekia maupun google scholar.

     “ Bagaimana proses jumlah cetak buku “Oplah”
Gambar 9 

Untuk jumlah cetak buku “oplah” berdasarkan gambar 9, dapat dijelaskan sebagai berikut;
1.      Pada posisi Market Sempit dan Lifecycle Panjang, penerbit tidak akan rugi tapi lakunya tertunda, karena buku itu sepanjang masa meskipun tidak diupdate, tidak direvisi, bahkan ketika penulisnya sudah meninggal, buku ini tetap laku, contohnya buku-buku ilmu murni, misalnya matematika dasar, kimia dasar, fisika dasar, anatomi, ilmunya tidak berubah.  Buku tipeseperti inilah yang dicetak menengah, jika berlebih akan disimpan digudang, dan ini tidak akan menimbulkan kerugian karena akan laku walaupun memerlukan waktu yang agak lama.
2.     Pada posisi Market Lebar dan Lifecycle Panjang, tipe ini sangat disukai penerbit karena buku-buku tersebut setiap saat akan laku dan jumlahnya besar, misalnya ensiklopedi komputer, ensiklopedi tokoh-tokoh dunia, ensiklopedi pramuka, kamus, computer.
3.       Market Lebar dan Lifecycle pendek, buku-buku yang tergantung dari perkembangan teknologi, seperti buku informatika, buku komputer. Buku-buku ini harus direvisi dari sofcopynya. Buku tipe ini yang sudah terlanjur dicetak harus dimusnahkan oleh penerbit agar tidak menimbulkan biaya gudang.
4.    Market Sempit dan Lifecycle pendek, misalnya berita mingguan, berita harian,  untuk penulis janganlah menulis buku yang mempunyai tipe market sempit dan lifecyclenya pendek, karena sudah jelas ini tidak akan diterima oleh penerbit

“Bagaimana gaya selingkung penerbit?”
Gambar 10

            Biasanya penulis menanyakan kepada penerbit bagaimana gaya selingkung penerbit. Pada dasarnya penerbit tidak pernah menolak gaya selingkung tertentu, semua diterima asalkan gaya selingkung dalam suatu naskah buku itu konsisten. Penerbit tidak pernah menolak anti dengan gaya selingkung yang berlaku di dunai ini.

“ Bagaimana pengelompokan penulis oleh penerbit”

   Gambar 11 

 Dari gambar 11, penerbit akan mengelompkkan tipe penulis, ada 4 tipe penulis, yaitu:
1.       Tidak idealis, dan industrialis
2.        Idealis, industrialis,
3.        Idealis, tidak industrialis
4.        Tidak idealis, tidak industrialis

“ Buku apakah yang laku di pasar, apakah buku yang ilmu yang levelnya tinggi/atas atau yang levelnya dasar/bawah?”
Gambar 12

Berdasarkan gambar 12, buku-buku yang tingkat keilmuannya di level bawah/dasar mempunyai pasar yang sangat besar, misalnya buku-buku untuk sekolah dasar, SMP, SMA, S1, janganlah menulis buku yang tingkat keilmuannya tinggi, misalnya buku-buku tingkat S2, S3.

“Bagaimana proses administrasi naskah di penerbit”
                                                                Gambar 13
Gambar 13 menggambarkan proses administrasi naskah di penerbit. Royalty akan diterima oleh penulis jika buku yang telah terbit sudah didrop oleh pasar.

 “Bagaimana kerja sama Penerbit?”
Gambar 14

Gambar 14 menggambarkan model kerja sama penulis dengan penerbit

            “Bagaimana kalau penulis memaksa penerbit untuk menerbitkan buku padahal sudah ditolak oleh penerbit?”
 Gambar 15
                                                                            
Gambar 15 menggambarkan tentang kesepakatan antara penulis dan penerbit, “Penerbit Andi” menyediakan program Andi Pro Litetrasi, hal ini terjadi jika naskah buku ditolak oleh penerbit, tapi penulis menginginkan bukunya diterbitkan, dengan biaya 10 juta.


Kesimpulan
            Proses penerbitan buku melibatkan empat pelaku yakni, penerbit, penyalur, pembaca, dan penulis. Penulis jika ingin bukunya diterbitkan harus membuat naskah yang sudah jadi dan sudah dipertimbangkan masak-masak, melihat trends di masyarakat artinya tema apa yang populer di pasaran, sehingga itu akan memebrikan keuntungan yang besar baik bagi penulis maupun penerbit



Tidak ada komentar:

Posting Komentar