Sabtu, 27 Juni 2020

“MEJEJAITAN EFEKTIF MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA”

"MEJEJAITAN"

Pulau Bali terkenal dengan julukan Pulau Dewata. Nama tersebut berkaitan erat dengan julukan Pulau Seribu Pura, yang mana hampir setiap jengkal tanah di Pulau Bali terdapat bangunan Pura. Keberadaan tempat suci Pura tersebut selain menjadi stana roh leluhur, juga menjadi stana para Dewa yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang maha Esa.



Bali adalah salah satu kota paling religius di Indonesia, maka tidak heran kehidupan warganya tidak lepas dari adat dan aturan Agama. Kehidupan masyarakat Bali tidak lepas dari kegiatan ritual (Yadnya). Menurut keyakinan masyarakat Bali khususnya umat Hindu dengan Yadnya akan tercipta  keseimbangan alam.

Yadnya tidak bisa lepas dari kehidupan perempuan di Bali. Perempuan di Bali memang dituntut banyak menguasai hal yang berkaitan dengan proses ritual, persembahyangan, adat dan budaya serta prosesi upacara adat sesuai tata cara Hindu. Salah satu yang wajib perempuan Bali kuasai adalah Mejejaitan.

Mejejaitan adalah membuat berbagai sarana persembahyangan yang terbuat dari daun kelapa atau janur, daun ental dengan berbagai pendukungnya seperti bunga dan buah. Mejejaitan artinya menjahit bahan seperti janur untuk dibuat wadah atau sarana persembahyangan untuk membuat banten atau sesaji dalam ritual upacara maupun saat hari raya.



Setiap hari para kaum perempuan  mempersembahkan upacara yadnya atau persembahyangan yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Persembahyangan atau ritual yang dilakukan sebagian besar dilakukan oleh perempuan, ini sudah menjadi tradisi yang turun temurun. Oleh sebab itu seorang perempuan Bali harus bisa mejejaitan.

Bagi remaja putri, pada saatnya nanti akan menikah dan sudah menjadi tradisi seorang perempuan Bali harus tinggal di rumah suami dan melakukan ritual atau persembahyangan yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu budaya mejejaitan ditak bisa dihilangkan dari kehidupan masyarakat Bali. Karena mejejaitan itu seperti sebuah terapi pikiran.

Kenapa disebut sebuah terapi pikiran karena pada saat pembuatan jejaitan yang berisi goresan-goresan pada janur, kita harus berkonsentrasi, agar apa yang kita buat bisa tampil bagus, benar dan memiliki nilai seni. Secara tidak langsung pikiran kita terpusat kepada satu objek, yaitu benda di tangan kita, tidak ada pikiran lain, kerumitan masalah sirna saat itu. Seperti sebuah meditasi yang bisa menenangkan pikiran, apalagi kita buat untuk sarana persembahyangan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam aktivitas mejejaitan bersama keluarga, ada konsep kebersamaan, duduk bersama, orang tua bisa lebih dekat berkomunikasi dengan anak, merekatkan hubungan keluarga, mengajarkan mereka nantinya bersosialisasi saat ada upacara keagamaan.

Karena di Bali dikenal dengan gotong royong (ngopin) ke rumah tetangga atau di banjar, budaya ini harus ditanamkan dari kecil, karena ada perasaan bangga dan suatu kelebihan jika anak-anak remaja putri bisa mejejaitan.  Sehingga sedikitnya kita bisa mendukung ajeg Bali yang kita dengung-dengungkan. Ajeg Bali akan tetap menjaga citra Bali yang tetap berakar kepada kearifan lokal, budaya dan tradisi. Untuk melestarikan budaya mejejaitan sebagai sebuah warisan,  diperlukan peran orang tua dan instansi pendidikan.   

Jika dikaitkan dengan pendidikan formal pembelajaran berbasis kearifan lokal dipandang sangat penting.  Dan hal ini sudah tertuang di dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab X pasal 36 ayat 2 yang berbunyi kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Artinya masing-masing satuan pendidikan dapat mengembangkan muatan lokal sesuai denga ciri khas dan potensi daerah.

Di satuan pendidikan kegiatan mejejaitan dapat diintegrasikan pada mata pelajaran Agama (Agama Hindu) dan juga kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian di satuan pendidikan remaja putri Bali dapat belajar mejejaitan untuk menumbuhkan life skillnya. Yang nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk memotivasi peserta didik terutama remaja putri mejejaitan pihak satuan pendidikan sering melaksankan lomba membuat banten (sejaji) saat hari-hari Suci Agama Hindu. Banten yang dibuat selain diberikan hadiah bagi yang menang juga nantinya akan dipergunakan  sebagai sarana persembahyangan. Dalam kegiatan lomba mejejaitan ini akan nampak budaya gotong royong, tanggung jawab, dan integritas, serta religius sebagai konsep penanaman nilai-nilai karakter.

Gotong royong artinya mereka bekerja bersama-sama untuk mejejaitan melengkapi bagian-bagian banten yang akan dibuat. Tanggung jawab artinya mereka harus menyelesaikan banten dengan baik dan tepat waktu. Integritas artinya harus jujur dalam proses mengerjakan banten, tidak ada peserta lomba yang membawa jaitan yang sudah jadi dari rumah. Semua jejaitan dikerjakan di tempat lomba. Religius artinya banten yang dibuat akan dipersembahkan kepada Tuhan Yang maha Esa, oleh karena itu saat mejejaitan dilakukan, kebersihan dan kesucian  sarana dan prasaran serta pikiran harus dijaga.

Mejejaitan dapat juga dijadikan sebagai peluang bisnis bagi rumah tangga untuk meningkatkan perekonomian keluarga.  Kenapa bisa dijadikan peluang bisnis??? Di jaman globalisasi sekarang ini, semua harus praktis dan serba cepat, apalagi perempuan Bali sudah setara dengan kaum laki-laki sudah banyak sibuk menjadi wanita karir dan cenderung akan membeli segala perlengkapan persembahyangan. Nah peluang ini akan dilirik oleh perempuan Bali yang tidak menjadi wanita karir. Mereka akan menjual banten. Kebutuhan banten di Bali tidak saja setiap hari Raya Suci melainkan setiap hari yang akan dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.  

 

 

Sumber

1.      Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional

2.       https://travel.kompas.com/read/2016/10/23/072100927/kehidupan.perempuan.bali.dan.upaya.pelestarian.mejejaitan.?page=all

3.      https://www.balitoursclub.net/pulau-dewata-bali/

4.      https://www.rentalmobilbali.net/10-pura-terbaik-di-bali/

5.      https://www.google.com/search?q=gambar+banten+bali&safe=strict&rlz=1C1GGRV_enID753ID753&sxsrf=ALeKk02PtCRWF35oAq5DQPzLyUq71v0iNQ:1593266042222&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=D7MDHKz_GRG4QM%252COqiN1ynWG2WEzM%252C_&vet=1&usg=AI4_-kShrJT7FOQrH9tziNH870bpGPaizg&sa=X&ved=2ahUKEwjLrerDkqLqAhVvILcAHa_RA04Q9QEwDHoECAgQNQ&biw=1366&bih=608#imgrc=D7MDHKz_GRG4QM

 


Kamis, 25 Juni 2020

“Tekhnik Menulis Buku dan Menerbitkan Buku”

Belajar Menulis Gelombang 10

Pertemuan 1                : Senin, 27 April  2020

Waktu                         : Pukul 13.00 – 15.00

Pemateri                      : Onno Widodo Purbo

Topic                           :  “Tekhnik Menulis Buku dan Menerbitkan Buku”

Peresume                     : Ida Ayu Kade Sastrika, M.Pd (sastrikadayu@gmail.com)



Kegiatan belajar menulis online hari pertama untuk gelombang 10 dimulai hari Senin tanggal 27 April 2020 dengan narasumber Bapak Onno Widodo Purbo. Beliau membawakan materi dengan topik tekhnik menulis dan menerbitkan buku. Awal beliau berkelakar menulis buku den kemudian menrbitkan buku adalah merupakan suatu tantangan, namun jika hanya ditulis saja itu bukan tantangan.

Proses penerbitan buku bisa dilakukan secara langsung menggunakan penerbit buku dan bisa dilakukan secara digital. Proses penerbitan buku secara digital dikenal dengan istilah e-book. Sebelum menjelaskan proses penerbitan buku, Bapak Onno memaparkan materi tentang tekhnik menulis buku sebagai berikut:

1.      Persiapan, berawal dari membaca, menggunakan rumus 5W + 1H (What, Who, Where, When, Why, dan How)

2.      Mencari Topik, melalui diskusi/ jalan-jalan kita bisa memilih topic dan mencari tahu apa yang di minati pembaca

3.       Kebiasaan Mencatat, biasakan mencatat ide dan gagasan jika sudah terlintas dipikiran agar saat mulai menulis tidak kehilangan ide yang sudah muncul sebelumnya

4.      Menulis Ilmiah, dalam menulis ilmiah disarankan agar mencari referensi berbahasa inggris untuk lebih mudah dalam proses penerbitan menjadi jurnal ilmiah, dan untuk referensinya dapat diakses di google scholer (http://scholar.google.com)

5.      Menerbitkan buku, dalam proses menerbitkan buku harus mempersiapkan, hal-hal sebagai berikut:

a.       Halaman judul

b.      Kata pengantar

c.       Daftar isi

d.      Materi lengkap (content), dan dapat ditambahkan gambar

e.       Tentang penulis, dibuat ringkas dan menarik

f.       Daftar pustaka

g.       Sinopsis, ringkasan yang memberikan gambaran mengenai isi buku yang dibuat

h.      Penegecekan plagiat

i.        Mencari referensi tentang penerbit

Proses pembuatan buku digital tidak jauh berbeda dengan proses pembautan buku dengan menggunakan aplikasi mocrosoft word. Untuk membuat e-book hal yang diperlukan adalah dengan mengubah tulisan yang semula dalam bentuk word menjadi PDF. Saat memaparkan materi, Pak Onno juga mendemonstrasikan cara membuat table of content, yang digunakan untuk memudahkan dalam proses pembautan daftar isi.

Kesimpulan

            Dalam menulis buku modal utam seorang penulis adalah focus tahu apa yang kita suka, memperdalam hal yang kita suka, banyak membaca yang kita suka, dan dedikasi lakukan dalam jangka waktu yang lama.

 


“Menulis dan Menerbitkan Buku Bersama Agus Suparno”

Kuliah Online Bersama PGRI, dan Om Jay

Waktu             : Senin, 22 Juni 2020, pukul 19.00 – 21.00

Nara Sumber   : Agus Sampurno

Materi              : Tekhnik Membuat Judul Tulisan Untuk Menarik Pembaca



Kegiatan malam ini Senin, 22 Juni 2020, dipandu oleh Mr Bams, dan sebagai narasumbernya adalah bapak Agus Sampurno. Materi kali ini seputaran bagaimana kita meberikan judul pada tulisan agar menarik minat pembaca. Namun sebelum penyampaian materi Pak Agus memberikan game melalui aplikasi https://quizz.com/join . Peserta diwajibkan untuk membuka link yang diberikan, namun pada kesempatan ini saya tidak melakukan apa yang diperintahkan di dalam aplikasi itu, karena pada saat hampir bersamaan tiba-tiba ada instruksi dari Mr. Bams  untuk membuat tulisan kemudian diposting di blog dengan jumlah karakter 150-300 dengan memberikan pilihan judul sebagai berikut:

  1. Tiga  hal manfaat dari kegiatan di grup Belajar Menulis
  2. Tiga  cara guru tetap optimis di masa new normal
  3. Tiga  Salah paham guru mengenai kegiatan penelitian.
  4. Tiga  cara mudah guru memberikan contoh kedisiplinan
  5. Tiga  hal manfaat dari kegiatan di grup Belajar Menulis
  6. Tiga  cara mudah guru memberikan contoh kedisiplinan
  7. Tiga  resep sukses guru yang pendiam dalam mengelola kelas

Dan kita juga diminta agar bisa membuat judul sendiri dari tulisan yang dibuat dengan menggunakan kata (pilih salah satu):

  1. Resep sukses
  2. Cara mudah
  3. Tips
  4. Manfaat

Saya pun dengan segera menulis dan memilih judul “Tiga  Hal Manfaat Dari Kegiatan Di Grup Belajar Menulis”. Setelah selesai lalu diposting di blog dan share alamat blognya ke Mr. Bams. Tulisannya adalas sebagai berikut:

Manfaat Dari Kegiatan Di Grup Belajar Menulis

Awal mengikuti kegiatan belajar menulis bersama Om Jay ada keraguan tidak yakin bisa menulis karena menyadari diri sangat sulit untuk merangakai kata-kata untuk membuat sebuah kalimat walaupun sudah ada ide atau gagasan, namun setelah mengikuti kegiatan ini beberapa kali pertemuan, tangan ini sudah percaya diri untuk mengklik huruf-huruf di keyboard dan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat. Hal ini disebabkan karena setiap kali habis mengikuti materi belajar menulis harus membuat resume. Awal membuat resume sangatlah bingung dan akhirnya tanpa keraguan bertanya dengan Om Jay bagaimana model resume yang harus dibuat. Om jay mengirimkan contoh resume dari salah satu peserta kegiatan belajar menulis gelombang sebelumnya.

Dengan senang hati saya membaca dan mulai belajar untuk menulis sebuah resume dan sekalian juga belajar membuat blog dan mulai memposting tulisan di blog. Dari kegiatan ini ada beberapa manfaat yang saya rasakan, sebagai berikut:

1.      Membangkitkan motivasi untuk menulis dan merasakan otak lebih aktif dan kreatif, sehingga setiap melihat sesuatu dan mengalami sesuatu tergerak untuk menuliskannya dan sudah saya buktikan dengan beberapa tulisan yang sudah diposting diblog selain resume hasil kegiatan belajar menulis

2.      Menambah wawasan pengetahuan karena untuk bisa menulis harus banyak-banyak membaca. Jadi lebih rajin membaca

3.      Kegiatan ini sangat menginspirasi, sehingga bisa menularkan kegiatan menulis kepada peserta didik, saya menyuruh peserta didik untuk menulis dan memposting di blog. Dan kini sudah ada beberapa peserta didik yang menulis di blog dan mereka juga merasa sangat senang dan menikmatinya

Dan alamatnya https://dayusastrika-gurukimia.blogspot.com/2020/06/manfaat-dari-kegiatan-di-grup-belajar.html

            Kegiatan malam ini memberikan tantangan luar biasa bagi peserta, otak kita diajak untuk kreatif apalagi disuruh segera dan langsung memberikan judul pada tulisan yang kita buat. Dan akhirnya Pak Agus  Sampurno menyimpulkan kegiatan belajar menulis hari ini,

1.      Dalam menulis aspek judul mesti diutamakan, judul membuat orang tertarik sekaligus penasaran, judul juga bisa membuat anda punya personal branding.

2.      Hal yang penting, an anda mesti ngotot belajar hal yg anda suka

3.      Anda tidak perlu ahli

4.      Personal branding adalah aspek dimana anda dikenal karena hal yang menjadi fokus anda

5.      Bagilah hasil belajar anda dengan pembaca lewat tulisan anda di blog

Ingatlah !

Mengapa saya menggunakan kata-kata tersebut, karena secara manusiawi anda akan tertarik dengan kata Resep, Manfaat, Baru. Dengan demikian tulisan kita nyata manfaatnya walaupun singkat

 


Senin, 22 Juni 2020

MANFAAT DARI KEGIATAN DI GRUP BELAJAR MENULIS

"Manfaat Menulis Menjadikan Otak Lebih Aktif"

Awal mengikuti kegiatan belajar menulis bersama Om Jay ada keraguan tidak yakin bisa menulis karena menyadari diri sangat sulit untuk merangakai kata-kata untuk membuat sebuah kalimat walaupun sudah ada ide atau gagasan, namun setelah mengikuti kegiatan ini beberapa kali pertemuan, tangan ini sudah percaya diri untuk mengklik huruf-huruf di keyboard dan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat. Hal ini disebabkan karena setiap kali habis mengikuti materi belajar menulis harus membuat resume. Awal membuat resume sangatlah bingung dan akhirnya tanpa keraguan bertanya dengan Om Jay bagaimana model resume yang harus dibuat. Om jay mengirimkan contoh resume dari salah satu peserta kegiatan belajar menulis gelombang sebelumnya.

Dengan senang hati saya membaca dan mulai belajar untuk menulis sebuah resume dan sekalian juga belajar membuat blog dan mulai memposting tulisan di blog. Dari kegiatan ini ada beberapa manfaat yang saya rasakan, sebagai berikut:

1.    Membangkitkan motivasi untuk menulis dan merasakan otak lebih aktif dan kreatif, sehingga setiap melihat sesuatu dan mengalami sesuatu tergerak untuk menuliskannya dan sudah saya buktikan dengan beberapa tulisan yang sudah diposting diblog selain resume hasil kegiatan belajar menulis

2.   Menambah wawasan pengetahuan karena untuk bisa menulis harus banyak-banyak membaca. Jadi lebih rajin membaca

3.  Kegiatan ini sangat menginspirasi, sehingga bisa menularkan kegiatan menulis kepada peserta didik, saya menyuruh peserta didik untuk menulis dan memposting di blog. Dan kini sudah ada beberapa peserta didik yang menulis di blog dan mereka juga merasa sangat senang dan menikmatinya


Minggu, 21 Juni 2020

“Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku Bersama Siska Distiana”

Kuliah Online Bersama PGRI, dan Om Jay

Waktu             : Jumat, 19 Juni 2020, pukul 19.00 – 21.00

Nara Sumber   : Siska Distiana

Materi              : Mengenal Ragam Tulisan Nonfiksi

 



Malam ini jumat, 19 Juni 2020 bersama ibu Siska Distiana, akan berbagi pengalaman tentang ragam tulisan nonfiksi. Kalimat penyemangat yang disampaikan oleh Ibu Siswa di awal adalah “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”.

Kenapa kita harus menulis???

1.      Sebagai bentuk knowledge Management/ manejemen pengetahuan kita.

2.      Sebagai jejak langkah kita, dengan tulisan kita dapat bercerita kepada seseorang bahwa kita pernah melakukan sesuatu, pernah pergi ke suatu tempat dan lain-lain

3.      Sebuah legalisasi dari sebuah ide kita/mematenkan gagasan kita

Apa sih karya nonfiksi itu???

Menurut KBBI yang dimaksud karya nonfiksi adalah nonfiksi itu yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Dalam kontek karya/tulisan nonfiksi berarti karya informatif di mana penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan akurasi informasi yang disajikan. Ragam karya nonfiksi yang bisa kita tulis dengan cepat dan mudah adalah: berita, esai, catatan perjalanan, artikel informatif, dan best practice.

  1. Berita, adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat.

Teknik menuliskan berita ada dua yaitu hard news dan feature

Hard News adalah berita yang to the point, tidak bertele-tele , sehingga lugas dan singkat, contohnya berita kebakaran, sedangkan Feature adalah sebuah artikel yang kreatif berkebalikan dengan hard news, sifat dari feature adalah informatif dan menghibur, gaya menulisnya adalah gaya bercerita,




 

  1. Esai adalah karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya, dan seting disebut opini/tanggapan terhadap sesuatu. Contoh esai yang diberikan oleh Ibu Siska membuat sudut pandang dari sebuah film india berjudul “Taare Zameen Par” , kemudian diambil lesson learn atau hikmah dari film ini dan kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Catatan Perjalanan adalah tentang tulisan sebuah proses perjalanan atau ulasan tentang apa yang ditemui dalam perjalanan tersebut  misalnya tentang tempat yang dikunjungi, budaya daerah yang dikunjungi, tentang makanan khas, dan menceritakan tentang detai-detail perjalannya.

Contoh catatan perjalanan

https://wiediesta.wordpress.com/2019/12/07/arigato-tokyo/

https://www.hipwee.com/travel/mengintip-sejarah-budaya-batak-di-t-b-silalahi-center-balige- tobasa/

  1. Artikel Informatif/Artikel Feature  adalah tulisan yang berisi informasi tentang suatu hal, tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan pembaca. Isinya murni informasi.contoh yang diberikan oleh Ibu Siska tentang artikel berjudul “Kenapa Kita Harus Jadi Relawan?”, Artikel ini adalah karya beliau sendiri.
  2. Best Practice adalah tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Biasanya best practice dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan. Selain sebagai lesson study, produk tulisan best practice juga bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Contoh best practice yang diberikan oleh Ibu Siska berjudul “ Bukan Sekedar Mendisplay”. Best practice ini adalah sebuah karya teman beliau yang beliau edit.

“ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”

                                                                                                -Pramoedya Ananta Teor-

 

Tanya Jawab

Apa yang menjadi motivasi ibu dalam menulis?

Pertama, karena saya senang menulis. Kedua, mengaktifkan otak saya.

Apa langkah-langkah atau persiapan mbak Siska saat akan membuat sebuah tulisan?

Yang paling pertama saya lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran saya, misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana untuk itu. Hal ini saya lakukan agar ketika saya menulis nanti saya tidak "tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian terlewat saya tuliskan. Pada dasarnya di sini saya sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran". Setelah semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun, mana yang akan saya letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan. Setelah semua selesai saya tulis, kemudian saya mengendapkan dulu tulisan itu. Minimal 15 menit saja. Tujuan mengendapkan ini adalah untuk mengistirahatkan otak.  Kemudian, saya baca lagi tulisan saya. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita perbaiki. Nah di sini juga saya melakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa saya revisi terlebih dahulu. Setelah semua dirasa oke, barulah saya setor tulisan saya ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau saya posting jika tulisannya untuk kepentingan saya pribadi.

Apakah tips atau kiat-kiat untuk menulis Fiksi?

Tentang menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak kita berimajinasi dan membangun cerita yang menarik. Terkadang saat hendak menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca bisa menikmati karya kita. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, kita suka berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat. Lho, tersesat piye Mbak? Maksudnya tersesat pada konflik yang kita tidak pahami. Nah, tips berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga. Pernah sekali waktu saya menulis tentang sesuatu yang saya kurang pahami. Saya juga tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang saya angkat itu. Akhirnya, cerita yang saya buat jadi "garing". Bapak/Ibu yang suka fiksi silahkan mampir ke halaman https://www.storial.co/book/mencari-bahagia/

Apakah artikel informatif itu bisa mendapatkan nilai dalam PAK jika artikelnya tidak sesuai mapel, dan dimana artikel itu bisa dipublikasikan?

Dalam artikel informatif biasanya kita menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada khalayak tentang suatu hal. Misal bagaimana cara mengajar dengan menyenangkan.

Menurut saya, seharusnya bisa dapat nilai dalam PAK, Bu. Karena apa? Karena melalui tulisan itu Ibu bisa mengarahkan khalayak tentang sesuatu. Ibu juga bisa menjawab permasalahan khalayak terhadap sesuatu. Misal, saya membutuhkan informasi tentang bagaimana mendampingi anak belajar. Kemudian saya googling, eh saya nemu tulisan Ibu tentang itu. Jika saya praktikkan dan kemudian berhasil, maka itu berarti Ibu sudah membantu saya menyelesaikan masalah saya tersebut.

Kemudian di mana bisa dipublikasikan, saat ini media massa mainstream (Kompas, Republika, Tempo, dan lain-lain) sudah membuat wadah jurnalisme warga, seperti Kompasiana (milik Kompas). Di sana kita bisa menulis tentang apa saja, selama itu baik dan informatif. Cara mendaftarnya pun mudah dan gratis. Nah Ibu bisa buat akun di sana, kemudian Ibu tuliskan artikel informatif yang Ibu tulis. Kemungkinannya besar untuk dibaca khalayak jika topik yang Ibu angkat bersifat umum dan informatif. Sampai saat ini sih  Kompasiana memang yang paling besar dibandingkan forum yang lain.

Bagaimana menulis berita yang baik?

Pertama harus terpenuhi dulu semua unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan siapa melakukan apa, kapan dan di mana dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan bagaimana ia melakukannya.

Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak.

Kemudian faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil menemukan formulasi vaksin corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah akan tertarik untuk membaca itu daripada membaca tentang fashion show yang digelar di New York.

Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca, saya selalu percaya itu. Jadi, makin banyak Bapak membaca berita, maka Bapak akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita Bapak.

Penulis bertanggungjawab penuh atas kebenaran informasi,yang saya tanyakan, apakah perlu surat keterangan untuk mempertanggung jawabkan kebenaran itu, kalau perlu bagaimana proses nya?

Tentang surat keterangan, jika tidak ada yang menggugat tidak ada surat keterangan pun tak mengapa, surat keterangan kan biasanya diperlukan untuk ranah hukum ya. Jadi, jika tulisan kita dapat diterima dengan baik, tidak disertai surat keterangan pun tak mengapa. Lalu bagaimana cara membuat surat keterangan tersebut? Humm... jujur saya belum punya pengalaman juga tentang ini. Namun sepertinya bisa kita cari tahu dari institusi pemerintah yang menangani Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), ada Dirjen Kekayaan Intelektual https://www.dgip.go.id/

Bisa minta tips awal mulai menulis kapan dan siapa yg membentuk Bu Siska bisa seperti ini.  Dan bagaimana peran sekolah dalam mengasah kemampuan Bu Siska. Ini untuk kita terapkan ke anak dan siswa kita.

Saya juga saat ini sedang rehat jadi content writer Bu. Kemarin sempat ambruk, sebulan Ramadhan saya sakit. Jadi untuk sementara waktu sama suami dilarang menerima kerjaan content writer (CW) dulu.

Memang tantangan kerja CW di situ ya berkejaran dengan deadline. Namun pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sana adalah konsistensi ya. Konsistensi menulis dan mengatur waktu.

Jika kita bisa atur setiap hari menulis 1-2 artikel, saya kira tidak akan masalah. Ini yang masih menjadi tantangan saya.

  1. Kesalahan apa saja yg sering ibu temukan ketika mengedit BP?
  2. Bagaimana tips ibu dalam memanajemen waktu ketika menulis dgn pekerjaan ibu lainnya?

Jawaban 1. Pertama dan paling banyak terjadi adalah kesalahan teknis penulisan (kata tidak baku, tidak sesuai PUEBI, salah ketik, dan sebagainya). Kedua, kesalahan substansial biasanya berkisar antara kurangnya penjabaran pada "how to"-nya alias bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya. Atau kurang menjabarkan metode yang digunakan.

Jawaban 2. Saya masih merasa belum lulus ujian manajemen waktu ini Bu. Jadi masih berkejar-kejaran antara ngurus rumah, ngasuh anak, sama kerja. Saya sudah coba buatkan jadwal dan pembagian waktu di ketiga urusan itu, tapi eksekusinya belum oke ini. Kebetulan saya masih punya balita (3 tahun), jadi jadwal saya masih suka berubah-ubah tergantung mood-nya si Adik ini.

Ketika menulis, saya sudah menulis poin-poin yang akan saya tulis. Namun di tengah menulis, saya kesulitan dalam mengembangkannya (tidak bisa banyak). Bagaimana agar saya bisa mengembangkan tulisan dengan mudah?

Pertanyaan Ibu beberapa kali pernah saya alami juga. Kalau dalam dunia kepenulisan ini istilahnya writer block. Ibu bisa googling, ada banyak sekali kiat yang dituliskan para penulis kawakan tentang bagaimana mengatasi itu.

Kalau saya, biasanya saya berhenti sejenak dan melakukan hal lain yang saya suka. Kebetulan saya suka nyanyi. Jadi saya rehat sebentar untuk nyanyi. Biasanya setelah itu pikiran jadi jernih kembali. Tilawah Quran juga sangat membantu menstimulasi otak untuk bekerja lebih baik, Bu.. Bisa dicoba juga. Setelah pikiran jernih  kemudian coba urai lagi ide yang mau ditulis tadi. Menggunakan peta pikiran atau mind mapping sangat membantu. Tulis saja semua yang ada di pikiran kita dan semua yang berkaitan dengan ide tulisan kita tadi. Nah dari sana pengembangan tulisan bisa dilakukan.

Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca. Makin banyak baca maka akan makin banyak juga kosa kata yang kita punya. Selain itu kita juga belajar bagaimana membangun tulisan/karya. Dengan demikian kita akan lebih lancar menulis.

Tehnik penulisan Essay  itu yang bagaimana?

Esai itu sama seperti opini di media massa. Bu Esti bisa coba lihat di koran pada kolom opini. Ketika mau menulis esai, kita tentukan dulu topik apa yang mau kita tanggapi. Kemudian uraikan tanggapan kita seperti apa. Terakhir cari referensi yang terkait jika diperlukan. Misal, Bu Esti ingin menanggapi tentang kasus positif corona di Indonesia yang terus meningkat.

Pertama Ibu kumpulkan dulu data tentang itu, misal jumlahnya berapa, kenaikannya berapa per hari, dan seterusnya.

Kedua, tuliskan apa gagasan Ibu terhadap itu, misal Ibu punya ide tentang bagaimana caranya mengurangi penyebaran corona. Nah uraikan satu per satu, misal pertama di rumah aja, kedua rajin cuci tangan, dan seterusnya. Jangan lupa masing-masing poin dijelaskan.

Ketiga, jika ada referensi untuk mendukung ide Ibu, akan lebih baik. Misal, rajin cuci tangan bisa mencegah penyebaran corona, adakah teori atau pendapat ahli yang menguatkan itu.

 


Kamis, 18 Juni 2020

“Membangkitkan Gairah Menulis Peserta Didik Di Masa Liburan”

Penilaian Akhir Tahun (PAT) sudah berakhir tanggal 20 Mei 2020 yang pelaksanaannya dilakukan secara online menggunakan aplikasi google form, hasil PAT sudah di download dan nilai mulai direkap. Saatnya para guru masing-masing mapel akan merekap nilai peserta didik untuk memperoleh nilai akhir yang nantinya menjadi nilai raport untuk menentukan naik tidaknya peserta didik. Penilaian tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena hal ini diakibatkan oleh pandemi covid-19.

Saya mulai merekap nilai peserta didik perkelas, nilai harian yang saya kumpulkan dari awal semester saat masih pembelajaran tatap muka, penilaian saat pembelajaran daring, dan penilaian akhir tahun  diolah sampai mendapatkan nilai raport. Setelah nilai raport jadi, saya kirim ke wali-wali kelas untuk di masukkan ke raport peserta didik.

Tugas rekap nilai sudah beres, saya tidak tinggal diam, saya berpikir, memikirkan peserta didik, lagi ngapain mereka???? Akhirnya saya buka wa grup menanyakan kabar mereka dan apa kegiatan mereka. Sangat beragam kegiatan mereka, antara lain eksperimen di dapur, main game tidur bangun, berdagang online, nonton drakor, olah raga, makan, buat boomerang, , santuy, ngurus usaha di rumah, bantuin jaga adik bayi, tik tok-an, belajar jahit baju, dan lain sebagainya. Tidak satupun dari mereka yang menjawab belajar, ataukah membaca, ataukah membuat tugas yang belum tuntas.

Saya putar otak, saya meminta peserta diidk yang saya ajar untuk melakukan hal yang bermanfaat untuk dirinya sendiri,  melatih kemampuan berpikirnya, melatih keterampilan imajinasinya. Saya meminta mereka untuk melakukan kegiatan menulis setiap hari, menulis apa saja baik itu berupa ilmu pengetahuan, pengalaman hidup yang pernah mereka alami, puisi, cerpen dan lain sebagainya. Saya meminta mereka menulis satu tulisan dalam seminggu, minimal  satu halaman dan itu dilakukan selama kegiatan belajar di rumah berlangsung dan menunggu kepastian untuk kembali mulai belajar di sekolah.

Jika ini mereka lakukan secara terus menerus dan secara berkesinambungan kita pantau bersama orang tua mereka masing-masing, niscaya ada sesuatu yang baru yang akan dimiliki oleh peserta didik. Dengan memberikan mereka untuk menulis secara tidak langsung mereka pasti akan membaca, dengan membaca pengetahuan mereka akan bertambah, otak mereka  terjaga tetap aktif dan membuatnya tidak mudah kehilangan ingatan, semakin banyak membaca maka akan semakin banyak kata yang mereka dapatkan dan akan berdampak pada keterampilan menulisnya. Artinya dengan membaca maka keterampilan peserta didik akan semakin bagus.

Memerlukan kekuatan khusus untuk memotivasi peserta didik menulis dan membuat blog. Dari seratus dua puluh empat peserta didik yang diajar hanya baru delapan yang sudah membuat blog dan mulai untuk menulis. Respon mereka sebenarnya banyak, ini terlihat dari pertanyaannya mereka di grup wa tentang bagaimana membuat blog  dan apa saja yang bisa dituliskan.

Setelah menunggu beberapa hari baru ada dua peserta didik yang sudah membuat blog dan mempublikasikan tulisannya di blog. Setiap saat saya memantau peserta didik dan meminta postingan tulisan di blog masing-masing. Respon mereka sangat sedikit, ada satu…dua orang yang menjawab sudah dan langsung memberikan alamat blognya, ada beberapa orang yang memberikan jawaban belum buat blog, ada juga yang menjawab sudah menulis di buku tulis, dan sebagian besar bungkam tidak memberikan respon sedikitpun.

Hal ini disebabkan mereka belum menyadari tentang pentingnya belajar menulis, dan belum membudaya di dalam dirinya untuk menulis, dan hal ini juga disebabkan karena keterbatasan peserta diidk yang memiliki computer/laptop untuk menulis, tidak bisa membuat blog karena beberapa kendala seperti misalnya jaringan internet, dan keterbatasan untuk membeli kuota, mengingat peserta diidk berasal dari lapisan masyarakat yang kemampuan ekonminya menengah ke bawah.

Berikut adalah tulisan beberapa anak yang sudah membuat blog:

1.      http://egapradnya17.blogspot.com/2020/06/keseharianku-dirumah-pada-masa-pandemi.html

2.      http://ayumira03.blogspot.com

3.      http://egapradnya17.bolgspot.com/2020/06/blog-post.html

4.      http://nanda-pasek.blogspot.com/2020/06/covid-19-dan-kegiatanku.html

5.      http://nanda-pasek.blogspot.com/2020/06/my-sweet-seventeen-birthday.html

6.      http://nanda-pasek.blogspot.com/2020/06/motivational-words-from-seven-boys-who.html

7.      http://putriardityaratnasari.blogspot.com

8.      http://sintyiadewi.blogspot.com

9.      http://saliantireiska.blogspot.com/2020/06/nama-ni-luh-putu-salianti-reiska-dewi.html

10.  http://ditanovintia.blogspot.com/2020/05/tugas-kimia-koloid.html

11.  http://puspakencanadevi.blogspot.com/2020/05/tugas-kimia-surya-puspa-kencana-devi.html

Anak-anak yang sudah membuat blog dan sudah memposting tulisannya di blog merasa senang dan tertantang untuk menulis. Mereka akan berkomitmen untuk terus menulis dan mempostingnya di blognya. Semoga ini menjadi awal membudayanya kebiasaan menulis di kalangan peserta didik dan mereka bisa menularkan budaya menulis kepada peserta diidk  laninnya.