Minggu, 21 Juni 2020

“Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku Bersama Siska Distiana”

Kuliah Online Bersama PGRI, dan Om Jay

Waktu             : Jumat, 19 Juni 2020, pukul 19.00 – 21.00

Nara Sumber   : Siska Distiana

Materi              : Mengenal Ragam Tulisan Nonfiksi

 



Malam ini jumat, 19 Juni 2020 bersama ibu Siska Distiana, akan berbagi pengalaman tentang ragam tulisan nonfiksi. Kalimat penyemangat yang disampaikan oleh Ibu Siswa di awal adalah “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”.

Kenapa kita harus menulis???

1.      Sebagai bentuk knowledge Management/ manejemen pengetahuan kita.

2.      Sebagai jejak langkah kita, dengan tulisan kita dapat bercerita kepada seseorang bahwa kita pernah melakukan sesuatu, pernah pergi ke suatu tempat dan lain-lain

3.      Sebuah legalisasi dari sebuah ide kita/mematenkan gagasan kita

Apa sih karya nonfiksi itu???

Menurut KBBI yang dimaksud karya nonfiksi adalah nonfiksi itu yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Dalam kontek karya/tulisan nonfiksi berarti karya informatif di mana penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan akurasi informasi yang disajikan. Ragam karya nonfiksi yang bisa kita tulis dengan cepat dan mudah adalah: berita, esai, catatan perjalanan, artikel informatif, dan best practice.

  1. Berita, adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat.

Teknik menuliskan berita ada dua yaitu hard news dan feature

Hard News adalah berita yang to the point, tidak bertele-tele , sehingga lugas dan singkat, contohnya berita kebakaran, sedangkan Feature adalah sebuah artikel yang kreatif berkebalikan dengan hard news, sifat dari feature adalah informatif dan menghibur, gaya menulisnya adalah gaya bercerita,




 

  1. Esai adalah karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya, dan seting disebut opini/tanggapan terhadap sesuatu. Contoh esai yang diberikan oleh Ibu Siska membuat sudut pandang dari sebuah film india berjudul “Taare Zameen Par” , kemudian diambil lesson learn atau hikmah dari film ini dan kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Catatan Perjalanan adalah tentang tulisan sebuah proses perjalanan atau ulasan tentang apa yang ditemui dalam perjalanan tersebut  misalnya tentang tempat yang dikunjungi, budaya daerah yang dikunjungi, tentang makanan khas, dan menceritakan tentang detai-detail perjalannya.

Contoh catatan perjalanan

https://wiediesta.wordpress.com/2019/12/07/arigato-tokyo/

https://www.hipwee.com/travel/mengintip-sejarah-budaya-batak-di-t-b-silalahi-center-balige- tobasa/

  1. Artikel Informatif/Artikel Feature  adalah tulisan yang berisi informasi tentang suatu hal, tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan pembaca. Isinya murni informasi.contoh yang diberikan oleh Ibu Siska tentang artikel berjudul “Kenapa Kita Harus Jadi Relawan?”, Artikel ini adalah karya beliau sendiri.
  2. Best Practice adalah tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Biasanya best practice dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan. Selain sebagai lesson study, produk tulisan best practice juga bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Contoh best practice yang diberikan oleh Ibu Siska berjudul “ Bukan Sekedar Mendisplay”. Best practice ini adalah sebuah karya teman beliau yang beliau edit.

“ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”

                                                                                                -Pramoedya Ananta Teor-

 

Tanya Jawab

Apa yang menjadi motivasi ibu dalam menulis?

Pertama, karena saya senang menulis. Kedua, mengaktifkan otak saya.

Apa langkah-langkah atau persiapan mbak Siska saat akan membuat sebuah tulisan?

Yang paling pertama saya lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran saya, misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana untuk itu. Hal ini saya lakukan agar ketika saya menulis nanti saya tidak "tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian terlewat saya tuliskan. Pada dasarnya di sini saya sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran". Setelah semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun, mana yang akan saya letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan. Setelah semua selesai saya tulis, kemudian saya mengendapkan dulu tulisan itu. Minimal 15 menit saja. Tujuan mengendapkan ini adalah untuk mengistirahatkan otak.  Kemudian, saya baca lagi tulisan saya. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita perbaiki. Nah di sini juga saya melakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa saya revisi terlebih dahulu. Setelah semua dirasa oke, barulah saya setor tulisan saya ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau saya posting jika tulisannya untuk kepentingan saya pribadi.

Apakah tips atau kiat-kiat untuk menulis Fiksi?

Tentang menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak kita berimajinasi dan membangun cerita yang menarik. Terkadang saat hendak menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca bisa menikmati karya kita. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, kita suka berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat. Lho, tersesat piye Mbak? Maksudnya tersesat pada konflik yang kita tidak pahami. Nah, tips berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga. Pernah sekali waktu saya menulis tentang sesuatu yang saya kurang pahami. Saya juga tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang saya angkat itu. Akhirnya, cerita yang saya buat jadi "garing". Bapak/Ibu yang suka fiksi silahkan mampir ke halaman https://www.storial.co/book/mencari-bahagia/

Apakah artikel informatif itu bisa mendapatkan nilai dalam PAK jika artikelnya tidak sesuai mapel, dan dimana artikel itu bisa dipublikasikan?

Dalam artikel informatif biasanya kita menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada khalayak tentang suatu hal. Misal bagaimana cara mengajar dengan menyenangkan.

Menurut saya, seharusnya bisa dapat nilai dalam PAK, Bu. Karena apa? Karena melalui tulisan itu Ibu bisa mengarahkan khalayak tentang sesuatu. Ibu juga bisa menjawab permasalahan khalayak terhadap sesuatu. Misal, saya membutuhkan informasi tentang bagaimana mendampingi anak belajar. Kemudian saya googling, eh saya nemu tulisan Ibu tentang itu. Jika saya praktikkan dan kemudian berhasil, maka itu berarti Ibu sudah membantu saya menyelesaikan masalah saya tersebut.

Kemudian di mana bisa dipublikasikan, saat ini media massa mainstream (Kompas, Republika, Tempo, dan lain-lain) sudah membuat wadah jurnalisme warga, seperti Kompasiana (milik Kompas). Di sana kita bisa menulis tentang apa saja, selama itu baik dan informatif. Cara mendaftarnya pun mudah dan gratis. Nah Ibu bisa buat akun di sana, kemudian Ibu tuliskan artikel informatif yang Ibu tulis. Kemungkinannya besar untuk dibaca khalayak jika topik yang Ibu angkat bersifat umum dan informatif. Sampai saat ini sih  Kompasiana memang yang paling besar dibandingkan forum yang lain.

Bagaimana menulis berita yang baik?

Pertama harus terpenuhi dulu semua unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan siapa melakukan apa, kapan dan di mana dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan bagaimana ia melakukannya.

Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak.

Kemudian faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil menemukan formulasi vaksin corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah akan tertarik untuk membaca itu daripada membaca tentang fashion show yang digelar di New York.

Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca, saya selalu percaya itu. Jadi, makin banyak Bapak membaca berita, maka Bapak akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita Bapak.

Penulis bertanggungjawab penuh atas kebenaran informasi,yang saya tanyakan, apakah perlu surat keterangan untuk mempertanggung jawabkan kebenaran itu, kalau perlu bagaimana proses nya?

Tentang surat keterangan, jika tidak ada yang menggugat tidak ada surat keterangan pun tak mengapa, surat keterangan kan biasanya diperlukan untuk ranah hukum ya. Jadi, jika tulisan kita dapat diterima dengan baik, tidak disertai surat keterangan pun tak mengapa. Lalu bagaimana cara membuat surat keterangan tersebut? Humm... jujur saya belum punya pengalaman juga tentang ini. Namun sepertinya bisa kita cari tahu dari institusi pemerintah yang menangani Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), ada Dirjen Kekayaan Intelektual https://www.dgip.go.id/

Bisa minta tips awal mulai menulis kapan dan siapa yg membentuk Bu Siska bisa seperti ini.  Dan bagaimana peran sekolah dalam mengasah kemampuan Bu Siska. Ini untuk kita terapkan ke anak dan siswa kita.

Saya juga saat ini sedang rehat jadi content writer Bu. Kemarin sempat ambruk, sebulan Ramadhan saya sakit. Jadi untuk sementara waktu sama suami dilarang menerima kerjaan content writer (CW) dulu.

Memang tantangan kerja CW di situ ya berkejaran dengan deadline. Namun pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sana adalah konsistensi ya. Konsistensi menulis dan mengatur waktu.

Jika kita bisa atur setiap hari menulis 1-2 artikel, saya kira tidak akan masalah. Ini yang masih menjadi tantangan saya.

  1. Kesalahan apa saja yg sering ibu temukan ketika mengedit BP?
  2. Bagaimana tips ibu dalam memanajemen waktu ketika menulis dgn pekerjaan ibu lainnya?

Jawaban 1. Pertama dan paling banyak terjadi adalah kesalahan teknis penulisan (kata tidak baku, tidak sesuai PUEBI, salah ketik, dan sebagainya). Kedua, kesalahan substansial biasanya berkisar antara kurangnya penjabaran pada "how to"-nya alias bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya. Atau kurang menjabarkan metode yang digunakan.

Jawaban 2. Saya masih merasa belum lulus ujian manajemen waktu ini Bu. Jadi masih berkejar-kejaran antara ngurus rumah, ngasuh anak, sama kerja. Saya sudah coba buatkan jadwal dan pembagian waktu di ketiga urusan itu, tapi eksekusinya belum oke ini. Kebetulan saya masih punya balita (3 tahun), jadi jadwal saya masih suka berubah-ubah tergantung mood-nya si Adik ini.

Ketika menulis, saya sudah menulis poin-poin yang akan saya tulis. Namun di tengah menulis, saya kesulitan dalam mengembangkannya (tidak bisa banyak). Bagaimana agar saya bisa mengembangkan tulisan dengan mudah?

Pertanyaan Ibu beberapa kali pernah saya alami juga. Kalau dalam dunia kepenulisan ini istilahnya writer block. Ibu bisa googling, ada banyak sekali kiat yang dituliskan para penulis kawakan tentang bagaimana mengatasi itu.

Kalau saya, biasanya saya berhenti sejenak dan melakukan hal lain yang saya suka. Kebetulan saya suka nyanyi. Jadi saya rehat sebentar untuk nyanyi. Biasanya setelah itu pikiran jadi jernih kembali. Tilawah Quran juga sangat membantu menstimulasi otak untuk bekerja lebih baik, Bu.. Bisa dicoba juga. Setelah pikiran jernih  kemudian coba urai lagi ide yang mau ditulis tadi. Menggunakan peta pikiran atau mind mapping sangat membantu. Tulis saja semua yang ada di pikiran kita dan semua yang berkaitan dengan ide tulisan kita tadi. Nah dari sana pengembangan tulisan bisa dilakukan.

Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca. Makin banyak baca maka akan makin banyak juga kosa kata yang kita punya. Selain itu kita juga belajar bagaimana membangun tulisan/karya. Dengan demikian kita akan lebih lancar menulis.

Tehnik penulisan Essay  itu yang bagaimana?

Esai itu sama seperti opini di media massa. Bu Esti bisa coba lihat di koran pada kolom opini. Ketika mau menulis esai, kita tentukan dulu topik apa yang mau kita tanggapi. Kemudian uraikan tanggapan kita seperti apa. Terakhir cari referensi yang terkait jika diperlukan. Misal, Bu Esti ingin menanggapi tentang kasus positif corona di Indonesia yang terus meningkat.

Pertama Ibu kumpulkan dulu data tentang itu, misal jumlahnya berapa, kenaikannya berapa per hari, dan seterusnya.

Kedua, tuliskan apa gagasan Ibu terhadap itu, misal Ibu punya ide tentang bagaimana caranya mengurangi penyebaran corona. Nah uraikan satu per satu, misal pertama di rumah aja, kedua rajin cuci tangan, dan seterusnya. Jangan lupa masing-masing poin dijelaskan.

Ketiga, jika ada referensi untuk mendukung ide Ibu, akan lebih baik. Misal, rajin cuci tangan bisa mencegah penyebaran corona, adakah teori atau pendapat ahli yang menguatkan itu.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar