Sabtu, 27 Juni 2020

“MEJEJAITAN EFEKTIF MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA”

"MEJEJAITAN"

Pulau Bali terkenal dengan julukan Pulau Dewata. Nama tersebut berkaitan erat dengan julukan Pulau Seribu Pura, yang mana hampir setiap jengkal tanah di Pulau Bali terdapat bangunan Pura. Keberadaan tempat suci Pura tersebut selain menjadi stana roh leluhur, juga menjadi stana para Dewa yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang maha Esa.



Bali adalah salah satu kota paling religius di Indonesia, maka tidak heran kehidupan warganya tidak lepas dari adat dan aturan Agama. Kehidupan masyarakat Bali tidak lepas dari kegiatan ritual (Yadnya). Menurut keyakinan masyarakat Bali khususnya umat Hindu dengan Yadnya akan tercipta  keseimbangan alam.

Yadnya tidak bisa lepas dari kehidupan perempuan di Bali. Perempuan di Bali memang dituntut banyak menguasai hal yang berkaitan dengan proses ritual, persembahyangan, adat dan budaya serta prosesi upacara adat sesuai tata cara Hindu. Salah satu yang wajib perempuan Bali kuasai adalah Mejejaitan.

Mejejaitan adalah membuat berbagai sarana persembahyangan yang terbuat dari daun kelapa atau janur, daun ental dengan berbagai pendukungnya seperti bunga dan buah. Mejejaitan artinya menjahit bahan seperti janur untuk dibuat wadah atau sarana persembahyangan untuk membuat banten atau sesaji dalam ritual upacara maupun saat hari raya.



Setiap hari para kaum perempuan  mempersembahkan upacara yadnya atau persembahyangan yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Persembahyangan atau ritual yang dilakukan sebagian besar dilakukan oleh perempuan, ini sudah menjadi tradisi yang turun temurun. Oleh sebab itu seorang perempuan Bali harus bisa mejejaitan.

Bagi remaja putri, pada saatnya nanti akan menikah dan sudah menjadi tradisi seorang perempuan Bali harus tinggal di rumah suami dan melakukan ritual atau persembahyangan yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu budaya mejejaitan ditak bisa dihilangkan dari kehidupan masyarakat Bali. Karena mejejaitan itu seperti sebuah terapi pikiran.

Kenapa disebut sebuah terapi pikiran karena pada saat pembuatan jejaitan yang berisi goresan-goresan pada janur, kita harus berkonsentrasi, agar apa yang kita buat bisa tampil bagus, benar dan memiliki nilai seni. Secara tidak langsung pikiran kita terpusat kepada satu objek, yaitu benda di tangan kita, tidak ada pikiran lain, kerumitan masalah sirna saat itu. Seperti sebuah meditasi yang bisa menenangkan pikiran, apalagi kita buat untuk sarana persembahyangan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam aktivitas mejejaitan bersama keluarga, ada konsep kebersamaan, duduk bersama, orang tua bisa lebih dekat berkomunikasi dengan anak, merekatkan hubungan keluarga, mengajarkan mereka nantinya bersosialisasi saat ada upacara keagamaan.

Karena di Bali dikenal dengan gotong royong (ngopin) ke rumah tetangga atau di banjar, budaya ini harus ditanamkan dari kecil, karena ada perasaan bangga dan suatu kelebihan jika anak-anak remaja putri bisa mejejaitan.  Sehingga sedikitnya kita bisa mendukung ajeg Bali yang kita dengung-dengungkan. Ajeg Bali akan tetap menjaga citra Bali yang tetap berakar kepada kearifan lokal, budaya dan tradisi. Untuk melestarikan budaya mejejaitan sebagai sebuah warisan,  diperlukan peran orang tua dan instansi pendidikan.   

Jika dikaitkan dengan pendidikan formal pembelajaran berbasis kearifan lokal dipandang sangat penting.  Dan hal ini sudah tertuang di dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab X pasal 36 ayat 2 yang berbunyi kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Artinya masing-masing satuan pendidikan dapat mengembangkan muatan lokal sesuai denga ciri khas dan potensi daerah.

Di satuan pendidikan kegiatan mejejaitan dapat diintegrasikan pada mata pelajaran Agama (Agama Hindu) dan juga kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian di satuan pendidikan remaja putri Bali dapat belajar mejejaitan untuk menumbuhkan life skillnya. Yang nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk memotivasi peserta didik terutama remaja putri mejejaitan pihak satuan pendidikan sering melaksankan lomba membuat banten (sejaji) saat hari-hari Suci Agama Hindu. Banten yang dibuat selain diberikan hadiah bagi yang menang juga nantinya akan dipergunakan  sebagai sarana persembahyangan. Dalam kegiatan lomba mejejaitan ini akan nampak budaya gotong royong, tanggung jawab, dan integritas, serta religius sebagai konsep penanaman nilai-nilai karakter.

Gotong royong artinya mereka bekerja bersama-sama untuk mejejaitan melengkapi bagian-bagian banten yang akan dibuat. Tanggung jawab artinya mereka harus menyelesaikan banten dengan baik dan tepat waktu. Integritas artinya harus jujur dalam proses mengerjakan banten, tidak ada peserta lomba yang membawa jaitan yang sudah jadi dari rumah. Semua jejaitan dikerjakan di tempat lomba. Religius artinya banten yang dibuat akan dipersembahkan kepada Tuhan Yang maha Esa, oleh karena itu saat mejejaitan dilakukan, kebersihan dan kesucian  sarana dan prasaran serta pikiran harus dijaga.

Mejejaitan dapat juga dijadikan sebagai peluang bisnis bagi rumah tangga untuk meningkatkan perekonomian keluarga.  Kenapa bisa dijadikan peluang bisnis??? Di jaman globalisasi sekarang ini, semua harus praktis dan serba cepat, apalagi perempuan Bali sudah setara dengan kaum laki-laki sudah banyak sibuk menjadi wanita karir dan cenderung akan membeli segala perlengkapan persembahyangan. Nah peluang ini akan dilirik oleh perempuan Bali yang tidak menjadi wanita karir. Mereka akan menjual banten. Kebutuhan banten di Bali tidak saja setiap hari Raya Suci melainkan setiap hari yang akan dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.  

 

 

Sumber

1.      Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional

2.       https://travel.kompas.com/read/2016/10/23/072100927/kehidupan.perempuan.bali.dan.upaya.pelestarian.mejejaitan.?page=all

3.      https://www.balitoursclub.net/pulau-dewata-bali/

4.      https://www.rentalmobilbali.net/10-pura-terbaik-di-bali/

5.      https://www.google.com/search?q=gambar+banten+bali&safe=strict&rlz=1C1GGRV_enID753ID753&sxsrf=ALeKk02PtCRWF35oAq5DQPzLyUq71v0iNQ:1593266042222&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=D7MDHKz_GRG4QM%252COqiN1ynWG2WEzM%252C_&vet=1&usg=AI4_-kShrJT7FOQrH9tziNH870bpGPaizg&sa=X&ved=2ahUKEwjLrerDkqLqAhVvILcAHa_RA04Q9QEwDHoECAgQNQ&biw=1366&bih=608#imgrc=D7MDHKz_GRG4QM

 


1 komentar: