Selasa, 16 Juni 2020

“Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku Bersama Bapak Agung Pardini”

Kuliah Online Bersama PGRI, dan Om Jay

Waktu             : Rabu, 10 Juni 2020, pukul 19.00 – 21.00

Nara Sumber   : Agung Pardini

Materi              : Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat bersua bapak ibu guru hebat di Indonesia. Salam bahagia, salam literasi,  malam ini kita akan di temani oleh master teacher sekolah guru Indonesia yaitu bapak Agung pardini

Salam kenal saya Agung Pardini, biasa disapa Guru Agung

Sebagaimana tercantum dalam CV, saat ini Bapak Agung Pardini bekerja di Dompet Dhuafa. Salah satu program Dompet Dhuafa yang sejak 2009 kerjakan adalah SGI (Sekolah Guru Indonesia).  Berikut ini adalah web-nya www.sekolahguruindonesia.net.

Malam ini beliau memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalaman beliau bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa, beliau terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana. Terdapat beberapa kendala:

  1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
  2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office
  3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.
  4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini? Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif.

Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Tentu ini bukan tugas yang mudah, butuh kesabaran dari para relawan. Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya

Berikut contoh-contohnya



Buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media. Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka.



Kalau ini kurang lebih mirip dengan buku yang di atas.

Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan, namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain.

Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok. Berikut contohnya


Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri, ada yang di kepulauan, ada yang di hutan dan pegunungan, dan ada yang di pelosok kampong. Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan, dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI, Jamilah Sampara Award.

Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng. Nah bagaimana cara mengajarkan guru-guru kami menulis? Kami punya cara yang unik. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru". Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama di siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tadi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa semacam refleksi dan evaluasi.

Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru Wijaya Kusumah, yang senang menulis cerita harian di group ini... Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis. Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca. Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis. Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita ada bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan.

Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel. Nah, yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru.

Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri. Nah ini adalah buku yang ditulis saya bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa.


Buku ini merupakan kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien. Kebetulan saya juga konsultan sekolah di Dompet Dhuafa. Rencana awalnya ini mau kita susun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan sekolah.

Tanya Jawab

Assalamualaikum, Bapak Agung luar biasa ilmu dan pengalamannya. Yg ingin saya tanyakan, ketika banyak baca banyak menulis. Bagaimana untukk penyediaan buku-buku referensi guru-guru yg bertugas  di daerah terpencil kan listrik belum ada, internet kemungkinan sulit. Langkah-langkah apa yang Bapak lakukukan (dompet dhuafa) supaya guru tetap berkarya / menulis dengan ketersediaan buku-buku tersebut? Mukminin Lamongan.

Alhamdulillah setiap tahun kita mendapatkan donasi buku. Walau jumlahnya terbatas, ini coba kami salurkan ke beberapa daerah pelosok. Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sudah sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang...Masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Salah satu kebiasaan saya kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus

Program-program tersebut antara lain:

  1. Pendampingan Sekolah dan Pengembangan Guru di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi (Donatur: JICA), 2008-2010
  2. Pendampingan Sekolah Berdaya di Sumatera Barat Pasca Gempa Bumi besar, 2010-2012
  3. Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Hypermart), 2010
  4. Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Majelis Taklim Telkomsel), 2009
  5. Pengembangan Sekolah Cerdas Literasi (Donatur: Trakindo), 2010-2013
  6. Pendampingan SMK Unggulan Bidang Alat Berat (Donatur: Trakindo), 2013
  7. Pendampingan Sekolah-Sekolah di Perbatasan Indonesia: 2012-2013
  8. Pengiriman Guru-Guru SGI (Sekolah Guru Indonesia) ke berbagai wilayah pelosok atau 3T, 2014-2015
  9. Membentuk School of Master Teacher di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan NTB, 2014-2020
  10. Mengembangkan alat ukur performa Sekolah yang disebut MPC, 2012-2013
  11. Mengadakan diklat kepala sekolah: Milenial Leader, 2019
  12. Membangun kerjasama penyelenggaraan kelas Magister Manajemen Pendidikan Islam bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016-2018
  13. Mengembangkan model Sepuluh Kepemimpian Guru Indonesia dan Gerakan Transformasi Kelas Ajar

Pak, daerah 3 T di Karimun bisa tidak dapat bantuan dompet dhuafa?

Untuk Kepri, program kita baru sampai Pangkal Pinang.  Pernah juga ada program lain di Riau, tepatnya di kepulauan Meranti. Membuat sekolah buat anak-anak Suku Akit.

Assalamualaikum bapak,,saya Noralia gelombang 8. Ingin menanyakan,,untuk mendapatkan buku2 koleksi dompet dhuafa, caranya bagaimana ya? Terimakasih

EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020⁣

Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia. Silakan unduh dan donasi di :⁣http://etahfizh.org/ebook.

Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/

EduAction #AkuKamuAksi Bersama Membangun Pendidikan Indonesia #eBook#ebooks #Eduaction #Pendidikan #DDPendidikan #P10DDPR⁣

Lilis Erna Yulianti, SMPN 1 Kertajati Majalengka, gelombang 12 : Selamat malam pak Guru... Saya merasa senang mendengar penjelasan tentang SGI. Seandainya saya masih muda pengen rasanya bergabung hehe... Saya ingin bertanya bagaimana cara koordinasi dengan setiap guru yang bertugas di tempat yang berbeda apalagi tadi ada beberapa kendala seprti internet dan listrik yang hanya menyala mlm hari? Kemudian acara bedah buku apakah di sekolah SGI atau dimana? Kalo saya pengen punya buku-buku karya guru-guru hebat tersebut bagaimana cara mendapatkannya? Jurnal yg ditulis tentunya sangat kaya pengalaman dan wawasan sehingga saya sangat tertarik. Terima kasih

Pendidikan Archives-Pusat data dan Penerbitan dompet dhuafa https://publikasi.dompetdhuafa.org/downloads/pendidikan/. Alhamdulillah, hari ini satu persatu daerah-daerah yang kami sambangi sudah ada jaringan internet dan listrik, jadi semakin mudah buat kami buat koordinasi. Beberapa kajian bedah buku kami sejak pandemi akhirnya kita luaskan ke channel Youtube dan FB.  Tapi setiap cabang SGI di daerah juga punya agenda bedah buku sendiri. Sayangnya buku-buku kami sudah banyak yang habis versi cetaknya. Makanya kami ubah ke versi pdf atau e-book. Saya pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang ini saya tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru. Tulisan-tulisan saya bisa dibaca di web SGI: www.sekolahguruindonesia.net

Assalamualaikum Wr. Wb. Senang sekali bertemu dan berkenalan dengan Guru Agung Pardini. Pertanyaan saya. Bagaimana awal mula kisah bapak bergabung dengan dompet dhuafa sampai bisa menerbitkan buku yg begitu banyak. AAM NURHASANAH, LEBAK-BANTEN

Wa'alaikumsalam. Kebetulan saya melamar langsung saat ada lowongan untuk menjadi trainer dan konsultan pendidikan di Dompet Dhuafa. Kebetulan tahun 2008, Dompet Dhuafa sedang butuh SDM dari kalangan guru/praktisi pendidikan. Seperti biasa, ada tes seleksi

 

Assalamu'alaikum bapak.. Maaf saya sumarjiyati,GK.

Mau bertannya bagaiman kita bisa bergabung. Di dompet duafa.apakah ada syarat2 tertentu untuk sekolah kmi menjadi sd binaan dari dompet duafa.terimakasih

Wa'alaikumsalam Ibu Sumarjati, Kebetulan tahun ini karena sedang Covid, kami sedang hentikan beberapa program di banyak daerah, salah satunya adalah program pendampingan sekolah. Semoga tahun depan kita bisa buka lagi. Nanti ibu silahkan hubungi no. WA saya ini. Cukup japri saja. Kebetulan fokus pendampingan sekolahnya adalah ke bidang literasi. Namanya programnya Sekolah Literasi Indonesia.

Assalamualaikum pak guru Agung saya Candra dari MTsN 1 Langkat Sumatera Utara, izin bertanya Pak..apakah menurut bapak guru yang baik itu harus memiliki kemampuan menulis?

Wa'alaikumsalam Pak Candra, Jawabannya adalah wajib bisa Pak. Tapi tidak harus dalam bentuk buku ya, bisa PTK, bisa Jurnal Penelitian, bisa Cerpen atau Puisi, bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya. Kalau saya senengannya corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut kalau sendirian.. sepi

Terimakasih pak guru Agung atas materinya yang luar biasa. Perkenalkan saya dhevi dari jogja, saya tertarik dengan antologi buku yang dihasilkan. Izin bertanya pak, apakah dompet dhuafa selain menerima donasi uang juga menerima donasi buku? Maksud saya, buku baru masih segel, untuk dijual dan hasilnya di donasikan. Kawan kami dan teman-temannya menerbitkan juga buku antologi cerita pengalaman mengajar di daerah 3T tepatnya di Gayo Lues, akan tetapi kawan-kawan ini kesulitan menjual bukunya. Tujuan awal penerbitan buku ini memang untuk donasi. Terimakasih.

Sepanjang pengalaman kami, berbisnis jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel. Saran saya, untuk para guru yang senang menulia buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual. Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan. Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya  dibagikan (gratis) buat para guru-guru lain. Jadi gampang laku, karena gratis.

Kesimpulan

  1. Saya pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.
  2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.
  3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".




Tidak ada komentar:

Posting Komentar