Sabtu, 02 Mei 2020

Menulis Setiap Hari Dan Menerbitkan Buku


Siapapun pasti ingin menerbitkan buku sendiri. Apakah sulit menerbitkan buku? Bagaimanakah caranya? Jika di flashback ke jaman sebelum teknologi canggih, untuk menerbitan buku perlu proses yang panjang. Dengan Kecanggihan jaman itu sudah tidak berlaku lagi. Mulai saat ini ubahlah mainset dalam diri bahwa menulis itu mudah.  Menurut Bapak Dadang Kadarusman point penting dalam menulis buku adalah menulis setiap hari. Bagaimana cara menulis tiap hari  :
1.      Why? kenapa kita perlu menulis setiap hari
Dengan pepatah bisa karena biasa akan mampu melatih kita untuk menulis, secara tidak langsung membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita dan jiwa. Dari sisi jiwa menulis setiap hari itu merupakan healing remedy. Jadi terbiasa menulis membuat kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.
2.       What makes you write something?
Tanya diri sendiri yang mendorong kita menulis
Contoh. Ada orang yang menulis agar mendapatkan uang tau menulis karena dari hati.
3.      Berbagi Pengetahuan
Dengan menulis kita bisa berbagi pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain.Sebagai pengajar, menulis tiap hari merupakan modal kita untuk dapat berbagi dengan berbagai sumber yang kita miliki.
Miliki komitemen untuk tidak melewatkan satu hari pun dalam hidup tanpa menulis. Apabila sudah berkeinginan untuk menjadi penulis handal maka komitmen itu. Dalam menulis tulislah apa yang ingin ditulis. Sebagai penulis pemula pasti akan menemukan kesulitan dalam menulis. Hal itu disebabkan karena bukan hal yang mudah untuk menuanggkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan. Perlu diingat adalah dalam satu hari ada karya tulis yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya.
Strateginya lain yang beliau ungkapkan apabila ingin mencetak buku adalah dengan terus ikut kursus menulis. Konsultasi karya itu dengan penyelangara. Fokus dulu kepada proses mengasah skill menulis. Biarkan hasil karyawa berada diruang publik sehingga orang lain bisa membacanya.
Bapak Dadang Kadarusman juga memberikan contoh menulis dengan menggunakan kata "DUNIA TANPA SUARA" berikut tulisannya
Hey kamu. Pernahkah kamu membayangkan bagaimana seandainya tidak seorang pun bersuara didunia ini. Tentu akan sepi sekali harimu kan? Tapi. bisakah kamu membayangkan seandainya hal itu benar-benar terjadi? Sekarang. Coba pejamkan matamu. Lalu bayangkan. Andai saja tak segencring suara pun tertangkap pendengaranmu.
Eh, tapi. menurut kamu. Apakah mungkin telingamu benar-benar tidak bisa mendengar bahkan sekedar bunyi 'ting' pun? Nggak ya. Nggak mungkin kamu nggak dengar bunyi anakku. Tahu kenapa? Karena ketahuilah sayang, bahwa Allah sayang banget sama kamu. Sehingga engkau bisa mendengar berbagai macam suara.
Nak. Kamu sudah bersyukurkah dengan karunia indah itu? Karena ada loh, di desa sebelah. Seorang gadis yang tidak seberuntung kamu, sayang. Tapi sejak lahir sampai usianya yang menginjak 15 itu, tidak pernah mendengar apapun ditelinganya selain hening semata. Hebbbatnya..., gadis itu tidak pernah mengeluh nak. Tidak pernah pula sekalipun dia bersedih. Pokoknyaaa... a-... aaapa ya. Ehm, ibu...ibu kehabisan kata-kata untuk menjelaskan kemulian dirinya dibalik heningnya dunianya. Jika kamu tidak keberatan, sayang. Bolehkan Ibu mencari tahu lebih banyak tentangnya dan menceritakan kisah indah tentang gadis itu kepada hari Jumat nanti?
Intinya adalah menulis saja, jangan ada perasaan takut dalam diri. Jika ingin menjadi penulis sejati menulislah sendiri tanpa bantuan orang lain (Ghostwriter). Mungkin saja ide yang akan kita tulis akan akan berkesan kagum bagi orang lain.
Kesimpulan
Mulai hari ini menulislah tanpa henti setiap harinya. Dengan menulis akan mampu membangun karir di bidang penulisan sangat cocok bagi kita sebagai guru. Atur ritme sensor motorik kita dengan pikiran sehingga akan lahir sebuah karya. Menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh dan jiwa dan healing remedy diri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar