Jumat, 15 Mei 2020

Dokter Juga Manusia

Dokter juga manusia, kenapa masih ada orang yang menyalahkan seorang dokter jika pasien yang dirawatnya meninggal, keluarga pasien berteriak memaki dokter, dan berkata yang tidak pantas. Apakah dia tidak tahu atau tidak sadar siapa dibalik adanya kematian.

Lahir, hidup, dan mati itu adalah kuasa Tuhan bukan ada di tangan dokter, Dokter sudah melakukan yang terbaik dan menjalankan tupoksinya, melakukan diagnosa kemudian dilakukan tindakan. Sehebat apapun seorang dokter, secanggih apapun alat-alat medis yang digunakan untuk menolong pasien, tetap saja kesembuhan dan kematian ada di tangan Tuhan.

Hari ke-14 di rumah sakit nungguin bibi yang sedang dirawat, datang pasien baru. Kita biasa sesama penunggu pasien saling tanya tentang penyakit yang diderita, tak satupun penyakitnya ringan-ringan, sebagian besar hampir parah, tetapi ada juga yang sudah sembuh dan dijinkan pulang. Aku lirik bed kanan, bed kiri, bed di depan bergiliran bisa pulang dan datang lagi pasien baru, demikian seterusnya.
Akupun bertanya, kapan giliranku meninggalkan ruangan ini yang penuh kebisingan, rintihan pasien menahan sakit.

Malam hari ke-14 di bed sebelah kiri sudah ada pasien baru, dari awal datang pasien sudah merintih kesakitan. Akupun sempat bertanya tentang sakit yang diderita, "habis operasi batu ginjal". Operasinya sudah dilakukan tiga bulan yang lalu, dan sudah dinyatakan sembuh. Namun ada keluhan baru muncul bekas operasinya kambuh, tidak bisa kencing, sesak, dan entah apa lagi yang dirasakan sakit. Setelah dokter mempelajari dan mendiagnose keluhan pasien, disarankanlah untuk cuci darah.
Malam semakin larut, mata semakin sulit untuk dipejamkan, rintihan pasien semakin menjadi-jadi sampai pagi hari. Aku sempat berucap, Tuhan ringankan penyakitnya, angkatlah penyakitnya. Keluarga pasien tiba-tiba panik dan memanggil perawat, dokter tolong suamiku, tolong bapaku, anak dan istrinya berteriak minta tolong, datanglah perawat membawa peralatan untuk mencoba melakukan penanganan, dengan sigap para perawat mengambil tindakan. Namun takdir berkata lain, nafas terakhirnya perlahan menghembus, mata mulai terpejam, mulut ternganga, tubuhnya sudah tidak bergerak lagi yang semula berontak menahan sakit, kulit mulai memucat, begitukah proses kematian berlangsung. Seumur hidupku baru kali ini aku melihat detik-detik orang yang akan meninggal, agak tragis. Tangisan istri dan anaknya memenuhi ruangan, mereka menangis sejadi-jadinya, tanpa sengaja atau tidak sengaja salah satu dari mereka menghujat dokter, dokterlah yang dipersalahkan, dokter dibilang tidak bertanggung jawab, seolah-olah kematian ada di tangan dokter.

Aku terdiam, dalam hati aku berucap, Tuhan terima dia disisimu, Engkau telah meringankan beban sakitnya, mungkin inilah yang terbaik. Ingatlah dokter itu manusia, dia bukan malaikat, yang bisa mengatur hidup mati seseorang, janganlah menyalahkan dokter jika  pasien yang ditanganinya meninggal, kembalilah pada kemahakuasaan Tuhan.
Terima kasih Om Jay, ini berkat motivasi Om Jay, pemandu Belajar Menulis online
Jaya PGRI di tangan  guru-guru hebat Indonesia

4 komentar:

  1. Kasih jarak dua enter antar paragarfa agar pembaca lebih enak membaca tulisannya.

    BalasHapus
  2. Luar biasa kakaku engkau orang yg hebat guru yang hebat hatimu sangat suci kakaku,semoga2semua ini cepat berlalu dan ya Tuhan berikanlah kesehatan untuk orang yang berhati mulia ini

    BalasHapus
  3. Terharu bacanya🤗 bener banget MB, dokter jg manusia yg kuasa itu adalah sang pencipta beliau yg memberi kehidupan dn beliau pemilik kesembuhan tp jika beliau sudah berkehendak kita tidak bisa berbuat apa2 hanya bisa iklas dn berserah pada sang pencipata... Tetap semangat menulis Kakaku💕 semoga tetap sehat, rendah hati dn selalu dalam lindungan Tuhan 😇

    BalasHapus