Sabtu, 16 Mei 2020

“Ketika Bukumu Ditolak Penerbit Mayor”


“Menulis itu bukan bakat tapi keterampilan, jadi kalau dilatih tiap hari akan mahir menulis”
Bapak Wijaya Kusuma atau sering disebut Om Jay adalah sosok guru yang sangat loyal, selalu berbagi baik pengalaman, ilmu, dan juga selalu memotivasi guru-guru peserta belajar menulis online. Tulisan yang Beliau buat sangat enak dibaca dan selalu memberikan inspirasi. Disetiap kalimat yang beliau sampaikan  membangkitkan semangat, seolah-olah menulis itu sesuatu yang sangat gampang. Tulisan yang paling membuat penasaran adalah “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”.



Hari ke-15 Om Jay menyapa peserta dengan ucapan “Selamat Siang Guru-guru hebat Indonesia”. Kali ini Om Jay memberikan materi tentang pengalaman pribadinya ketika buku ditolak penerbit mayor.
           
Sedih rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit. Saya sendiri pernah merasakannya. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus dada) hahaha. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini, hihihi. Namun perlu anda ketahui. saya termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah buku saya ditolak para penerbit mayor, saya tidak putus asa. Saya akan menerimanya dengan lapang dada. Saya menerimanya dengan senyuman meskipun terasa pahit.
Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya. Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda. Gembirakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan bukunya. Saya perbaiki tulisan saya, kemudian saya baca kembali. Beberapa teman yang saya percaya , saya minta untuk memberikan masukan. Hasilnya buku saya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca. Sakit hati ini terasa terobati.
Ibarat seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya. Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3 yang ditolak proposal desertasinya. Saya sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang saya susun.  Dengan begitu buku yang saya susun menjadi layak jual. Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Buku saya terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca.
Saya jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor. Saya perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Saya pantang menyerah. Saya belajar dari penolakan. Saya pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah saya akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.
Saat itu saya semakin menggebu-gebu semangatnya. Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas. Justru disitulah keahliannya teruji.
Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang.  “Kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah”. Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kamu keluar uang satu senpun. Kamupun tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu laku keras. Seperti royalty buku yang kami terima saat ini.
            Setelah Om Jay memaparkan pengalamnnya, dimulailah degan sesi tanya jawab, sebagai berikut:
“Sebenarnya apa dasar alasan penerbit menolak tulisan yg kita ingin kita berikan, selain itu bagaimana kita memiliki rasa percaya diri bahwa tulisan kita menarik, sudah sesuai enak dibaca?”
Dasarnya karena tulisan kita kurang sesuai dengan standart penerbit, dan biasanya calon penulis baru begitu sangat menggebu gebu dan sangat yakin bukunya akan laku. Rasa percaya diri itu dibangun mlalui proses terus menerus, dan jatuh bangun. Seperti anda belajar sepeda, awalnya agak susah naik sepeda. tapi kalau sdh bisa mah enak enak saja.
“Bagaimana cara meyakinkan penerbit agar buku kita diterima?”
Anda harus yakin dgn diri sendiri dulu dan melihat peluang pasar, kalau anda saja sdh tdk yakin agak sulit meyakinkan penerbit
“Bagaimana cara menerbitkan buku dari kumpulan resume yg telah kita buat? Sy ingin menerbitkannya, tp bgm caranya? Ditawarkam kpd siapa?”
Segera kumpulkan dari pertemuan pertama sampai terkhir, gabung dalam satu file, kemudian lihat buku-buku yang sudah diterbitkan penerbit Andi, kemudian tawarkan ke penerbit Andi Yogyakarta.

Ini contoh buku yang ditolak penerbit mayor. Kami tidak putus asa dan terus bersemangat untuk memperbaiki isi bukunya. Alhamdulillah akhirnya diterima penerbit mayor. Berkat buku ini, kami keliling Indonesia untuk berbagi ilmu PTK.


“Apakah ada ketentuannya jika menulis artikel maupun menulis  buku dalam hal hitungan kata atau kalimatnya “
Tidak harus, tergantung apa yg diminta oleh penerbit, kalau di penerbit andi sdh dijelaskan oleh pak edi, pak agus dan pak joko dari penerbit andi, baca kembali materi yg telah mereka sampaikan.
“Kalau menerbitkan buku di penerbit indie degan biaya sendiri apakah ada fasilitas layout buku layaknya buku yg diterbitkan di penerbit mayor? Soalnya kemarin saya menerbitkan buku pelajaran di penerbit indie dengan biaya sendiri, isi materi tidak di ubah sama sekali tata letaknya sehingga bukunya tidak menarik”.
Ada, tapi kita perlu keluar uang, kalau di penerbit mayor kita tinggal terima beres. Bahkan cover dan layoutnya sangat menarik sekali, sehingga banyak orang yang beli bukunya
“Ketika kita menulis sebuah tulisan tentang seseorang yang sangat menginspirasi apakah ada aturan untuk menulisnya??? Katakan lah saya mau menulis saya terinspirasi menulis karena belajar dari om Jay .Apakah kita harus menceritakan latar belakang Om Jay dalam tulisan itu atau hanya di tulis kan namanya saja?”
Bebas saja yang penting pesannya sampai dan keunikan apa yang anda lihat dari tokoh teresbut.

Kesimpulan
Ketika bukumu ditolak maka segeralah memperbaiki bukumu dan jangan ditunda. Perbaiki, dan teruslah perbaiki, lalu pergilah ke toko  buku. Lihatlah buku-buku best seller di sana, dari situlah kamu akan bertemu rahasia buku itu laku. Kalau anda tidak sempat ke toko buku, belilah buku secara online, lalu pelajari isi buku sehingga anda menemukan rahasianya. Dari situlah anda akan bisa menerbitkan buku-buku bermutu. Anda tidak perlu mencari penerbit, tapi penerbitlah yang mencari anda karena buku-buku anda sangat bermutu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar