“Menciptakan
Pola Belajar yang Efektif dari Rumah”
Prinsip yang harus diperhatikan
dalam menciptakan pola pembelajaran dari rumah adalah kegiatan pembelajaran
harus menyenangkan semua. Siswa senang, orang tua senang dan gurunya juga
senang. Akses internet lancar, dan guru bisa menggunakan berbagai aplikasi yang
sesuai dengan kondisi siswa di rumah.
Semenjak
diberlakukannya social distancing
(pembatasan social) dalam menerapkan kebijakan pemerintah guna mencegah
penyebaran covid-19, dunia pendidikan dianjurkan untuk melakukan pembelajaran
daring. Pembelajaran daring adalah
pembelajaran yang dilaksanakan tanpa melakukan tatap muka melainkan dilakukan
secara online dengan memanfaatkan teknologi. Kali ini Bapak Wijaya Kusumah
memaparkan materi tentang bagaimana menciptakan pola belajar yang efektif dari
rumah. Ini akan sangat membantu kita dalam melaksanakan pembelajaran daring
yang sudah hampir tiga bulan kita lakukan. Memang tidak mudah untuk melaksanakan
pembelajaran daring, banyak permasalahan yang dialami baik guru, siswa dan juga
orang tua sebagai pendamping siswa saat belajar di rumah.
Sebelum Om Jay memaparkan tentang
bagaimana menciptakan pola belajar yang efektif dari rumah, terlebih dahulu
masing-masing kata dari kalimat tersebut didefinisikan. Dari kalimat tersebut
ada kata menciptakan, pola, efektif, dan rumah.
Pola,
menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah suatu sistem kerja atau cara kerja
sesuatu. Dan menurut kamus antropologi diartikan sebagai rangakaian unsur-unsur
yan sudah mantap mengenai suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam
menggambar atau untuk mendeskripsikan gejala itu sendiri.
Menciptakan
dapat diartikan membuat sesuatu yang baru, dari belum ada menjadi ada, dari
sesuatu yang benar-benar tercipta karena kondisi yang dibuat oleh guru dalam
membuat hal yang baru dengan teknologi yang ada
Efektif
merupakan suatu yang dapat mencapai
tujuan maksimal yang diharapkan, selain
itu efektif juga bisa diartikan sebagai salah satu usaha yang tidak pernah
lelah sebelum harapan yang diinginkan belum tercapai.
Rumah
adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu
tertentu. Rumah yang nyaman dapat memberikan kenyamanan bagi yang menempati
rumah tersebut. Ada ungkapan yang mengatakan Rumahku adalah Surgaku.
Jadi berdasarkan definisi-definisi
di atas pola belajar yang efektif dari
rumah dapat diartikan sebagai suatu susunan kegiatan yang dapat digunakan untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku yang maksimal dari suatu tempat yang
nyaman agar dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, pembelajaran harus
menyenangkan bagi semua, baik guru, siswa dan orang tua.
Dengan demikian peserta didik yang
melakukan pola belajar efektif dari rumah dapat membuat rencana kegiatan
belajar dengan membuat perencanaan yang berlangsung secara terusmenerus dari
rumah. Jadwal ini harus diikuti secara konsisten, disiplin dan terjadwal. Rumah
sebagai tempat tinggal dapat dijadikan sarana pembelajaran yang membuat nyaman
bagi peserta didik. Penjadwalan kegiatan dapat dibuat sebagai patokan untuk
melakukan kegiatan belajar, misal dengan membuat jadwal dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi.
Kalau
anak-anak kita telah terbiasa membuat jadwal pembelajaran dari rumah seperti
halnya kegiatan home schooling maka mereka dilatih untuk mandiri, mencoba
mencari sendiri pengetahuan-pengetahuan yang mereka dapatkan dari internet. Tentu
membutuhkan pendamping, dalam hal ini orang tua yang selalu mengawasi
anak-anaknya di rumah, dan juga guru memantau dari rumah masing-masing dengan
menghubungi orang tuanya mealui wa grup.
Guru dan orang tua bekerjasama dalam
membuat jadwal. Di mana jadwal tersebut dibuat sesuai dengan selera peserta
didik sendiri yang penting dapat dilaksanakan secara konsisten. Dengan jadwal
yang terpola sedemikian rupa peserta didik dapat melakukan secara kinsisten
setiap harinya, maka peserta didik akan terbiasa dengan pola yang sudah
terjadwal.
Perubahan prilaku peserta didik akan
mengalami peningkatan yang diharapkan, ini yang disebut belajar. Rumah yang
merupakan tempat tinggal dapat dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
merasa nyaman, bisa dilakukan sambil selonjoran, dan akan lebih bagus apabila
ada meja belajar yang dikhususkan untuk belajar. Hal inilah yang akan
memberikan suasana nyaman bagi siswa untuk belajar di rumah.
Dengan terbiasa melakukan
pembelajaran yang terjadwal peserta didik akan terlihat perbedaannya dengan
peserta didik yang tidak menggunakan perencanaan pembelajaran yang terjadwal. Peserta
didik yang terbiasa dengan jadwalnya, maka akan selalu menggunakan jadwal tersebut
sebagai patokan. Sebagai patokan kegiatan hari ini, di mana dia harus
melaksanakan sesuatu yang berarti, sementara peserta didik yang tidak melakukan
penjadwalan akan kurang dalam perubahan tingkah lakunya dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penilaian dan penudagasan
yang dilakukan oleh gurunya. Oleh karena itu peserta didik harus terbiasa
dengan kegiatan rutin hariannya dan dibuatkan jadwal belajar yang terpola agar
efektif dalam proses belajar. Peserta didik harus sudah terbiasa membaca buku
referensi, hal ini untuk menambah pengetahuan tambahan.
Menciptakan belajar efektif dari
rumah harus direncanakan oleh guru dan terjadwal. Bagaimanapun efektifitas harus membiasakan
diri untuk konsisten dan disiplin dalam mengikuti jadwal yang sudah dibuat. Jadi
anak-anak kita harus dibiasakan untuk disiplin menepati jdawalnya. Peserta didik
yang terbiasa menggunakan penjadwalannya belajar di rumah akan mengalami
perubahan tingkah laku yang sangat signifikan. Sementara peserta diidk yang
tidak menggunakan perencanaan dalam pembelajaran, bahkan tidak pernah mau
belajar sama sekali, maka akan memperoleh penilaian tidak maksimal. Oleh
karena itu menciptakan belajar efektif dari rumah harus dibimbing oleh orant
tua ataupun guru sehingga peserta didik terbiasa dan konsisten dengan jadwal
yang dibuat sendiri, sekaligus melatih kemandirian peserta didik untuk disiplin
masalah waktu.
Hasil
Diskusi Kegaitan Belajar Menulis Online bersama Bapak Wijaya Kusumah
“Jadwal belajarnya di tentukan oleh
guru berdasarkan jadwal pelajaran seperti hari-hari biasa atau kah di rubah? Pembelajaran
nya lebih menekankan kepada pembentukan karakter mandiri yang berefek pada
keseharian siswa? Lalu untuk pencapaian ranah kognitif nya dapat kita ukur
dalam satu hari satu mapel atau bgm untuk jenjang SD?”
Jadwal
jelas harus berubah, tidak sama dengan tatap muka di sekolah, pembelajaran
lebih kepada 3 hal yaitu literasi, numerasi, karakter dengan memadukan iptek
dan imtak, untuk penilaian guru dapat melakukan penilaian berbasis proyek atau
potofolio, disesuaikan dagan kondisi murid SD.
“Mungkin tidak bila sistem
pembelajaran daring nantinya bila rasa siswa atau guru lebih nyaman akan memberi
efek pada pembelajaran konvensional yang lazim kita laksanakan sebelum wabah
Corona terjadi? Kalau memang ada efek tidak baiknya, apa kira-kira langkah yang
bisa kita lakukan ?”
Mungkin
nanti akan terjadi pembelajaran blended learning, ada tatap muka di kelas dan
ada tatap muka di dunia maya, oleh karena itu guru harus belajar sepanjang
hayat supaya tidak tergantikan oleh teknologi modern.
“Untuk keberhasilan pembelajaran
daring yang efektif kepada siswa yang terkendala tidak memiliki HP atau
jaringan yang lemot bgm solusinya?”
Solusinya
gunakan teknologi yg ada, kalau yang ada kertas atau buku, maka gunakan itu,
sebab mau tidak mau, suka atau tidak suka, siswa dan guru akan dipaksa
menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan SDM unggul.
“Selama BDR ini, disekolah kami
melaksanakan pembelajaran melalui group WA. Di akhir pertemuan, guru memberi
tugas sebagai instrumen penilaian. Namun sayang, ternyata yang mengumpulkan
tugas hanya maksimal 75% siswa saja. Bagaimanakah cara yg bisa kita tempuh agar
siswa juga aktif mengumpulkan tugas tersebut?”
Jangan
dipaksa, biarkan mereka mengerjakan tugasnya dngan sukarela. Kita cukup
mengingatkan saja bila ada murid atau siswa yg belum mengumpulkan tugasnya,
ortu harus diberitahu karena kerjasama guru dan ortu sangat penting dalam
pembelajaran yang efektif dari rumah.
“Bagaimana cara mengatasi
pembelajaran apabila anak-anak memiliki minim sarana daring ?”
Harus
sabar dan gunakan fasilitas yang ada, ingatlah film lascar pelangi, ditengah
keterbatasan, justru bu muslimah bisa melahirkan anak-anak yang hebat dan bisa
berkeliling dunia
“Untuk anak TK pembelajaran yang
dinilai adalah proses bukan tergantung hasil. Sementara kadang anak tidak mau
mengirimkan tugas misalnya merekam hafalannya.
Bercerita
dan mengerjakan tugasnya, hal itu juga kami alami, jadi tetap sabar menunggu
mereka menyelesaikan tugasnya bukan sebagai beban tapi sebagai kebutuhan siswa
untuk endapatkan pengetahuan. Tetap berkomunikasi dengan orang tua siswa.
“Bagaimana penilaian siswa yang
tidak aktif dikarenakan beberapa kendala dalam pembelajaran daring untuk saat
ini walaupun sudah terjadwal?
Dicatat,
kemudian diberikan surat teguran dari sekolah, kemudian dicaritahu apa
masalahnya. Sebab bisa jadi ada masalah serius di keluarga siswa, seperti ortunya
kena phk, atau sakit, dan lain-lain.
“Penilaian yg tepat untuk pembelajaran
daring seperti ini yang cocok itu seperti apa? Mengingat Pak Menteri pernah
mengatakan jika pembejaran daring ini tidak boleh dimasukkan dalam penambahan
penilaian pada erapor”
Kalau
masalah cocok itu reltif karena kondisinya tidak sama di setiap daerah. Guru
dapat melakukan inovasi sendiri sesuai dengan pencapaian siswa, anda bisa
membaca kembali artikel pada alamat link
https://www.kompasiana.com/isardasukitasim/5ead48f5d541df3a7323d8e5/menciptakan-belajar-efektif-dari-rumah
“Dalam menciptakan pola belajar yg
efektif dr rumah itu.kita sdh mmbuat jadwal dan berharap siswa jg bs mlksanakn.
Pmbjran sesuai jadwal tersebut.tp pd knyataan yg kmi alami d sekolah kami.ada
sbgian siswa yg kurang mmperhtikan shingga dpt mnghmbat klncaran proses
pmbljran sesuai jadwal yg d smpikan.
Bgamana sikap kita untuk hal tersebut om.. Mengingat siswa blm bisa mngikuti pmljaran sesuai jadwal sec.
konsisten.. .bnyk dr para wali siswa mngeluhkan untuk pmbelajaran dr rumah ini siswa tdk menurut kata ortu.shingga
tgs2 yg d brikn tdk dpt trselesaikan dg cepat.akhirnya pmbjran ini di rasa tdk
efektif. Bagmna tindakn kita sbgi guru. Mngingat peserta didik kmi msh pd kelas
rendah ( SD)”
Guru
harus melakukan evaluasi dan refleksi diri, mungkin ada yang kurang tepat
disampaikan kepada murid. Kolaborasi guru sangat penting dalam memecahkan
masalah ini, oleh karena itu komunikasi degan teman sejawat sangat diperlukan
dalam menciptkan pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Pembelajaran jarak
jauh harus membuat murid dekat dengan gurunya, bukan justru menjauhkan murid
dengan guru. Perlu ada komunikasi dengan orang tua murid yang terus menerus
“Apakah ada kendala yang dialami dalam PJJ
selain jaringan internet, dan mohon arahnya dalam mengatasi nya?”
Pasti
ada, bukan hanya akses internet tapi juga fasilitas yang dimiliki siswa dan
guru di rumah. Kalau akses internet tidak ada gunakan teknologi yang ada di
sana, misalnya cuma ada sms, belum ada wa, siswa punya hp tapi tanpa kamera,
maka telpon langsung adalah solusinya walaupun guru harus keluar biaya pulsa
cukup besar. Jadi setiap guru akan mengalami hal yang beragam, inilah dinamikannya
dan jangan lupa pengalaman kita dituliskan di blog sehingga dapat menginspirasi
guru lainnya.
“Keluhan siswa tidak konsisten guru
menggunakan aplikasi, sehingga selain harus belajar lagi cara menggunakan
aplikasi juga terlalu banyak kapasitas penyimpanan data yg terpakai. Berdasarkan
pengalaman aplikasi yg paling cocok, mudah, dan efektif yang mana?”
Omjay
saat ini menggunakan aplikasi zoom dan anak anak suka, walaupun ada aplikasi yg
lain, tapi berdasarkan pengalaman pakai zoom itu murah dan mudah cara
pemakaiannya
“Disekolah saya masih banyak siswa
belum punya HP Android”.
Gunakan
hp yang ada dulu, dan sederhana saja, buat modul khusus untuk kondisi seperti
ini dengan penugasan yang tak terlalu sulit.
“Ada yg punya HP tapi alasan tidak
mampu beli kuota”.
Kalau ini guru harus coba cari donatur atau
sponsor, peran komite sekolah harus diperdayakan sehingga guru terbantu dengan
adanya komite sekolah
“Selamt Sore Om Jay. Saya Komang
Eli Mahayani dr Negara-Bali. Yang saya alami saat masa pandemi ini sungguh
dilematis. Dg zonasi sklh kmi dg siswa2 tinggl di daerah terpelosok dan kondisi
ekonomi siswa kami. Ini kendala besar pembeljrn secara daring yg dilakukan.
Adakah solusi menarik utk ttp menciptkn belajar efektif dirumah dg menyenangkn. Terimakasih. Kondisi seperti ini sebenarnya
bukan hal baru buat Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Kreativitas dan
inovasi guru sangat diperlukan dalam memberikan solusi dari masalah yg
dihadapi. Bila pembelajaran jarak jauh tdk bisa dilaksanakan, maka gunakan pembelajaran
jarak dekat, guru bisa mengunjungi rumah muridnya bila alat komunikasi tdk ada.
memang dibutuhkan pengorbanan luar biasa untuk menjadi guru tangguh berhati
cahaya. apalagi bila rumah siswa dan guru sangat jauh. itu adalah resiko dari
sebuah pengabdian, terutana buat guru di daerah 3T. Omjay salut dan memberikan
penghormtan dengan guru guru tangguh sperti ini. Mereka selalu datang dengan
solusi dari masalah yg dihadapi walaupun peran pemerintah di daerah sangat
kurang. tapi yakinlah dengan pesan pak harfan dalam film laskar pelangi.
hiduplah dengan memberi sebanyak banyaknya, bukan menerima sebanyak banyaknya”.
“BDR kami sebagian besar melalui WA
G,kendala BDR kami sinyal lemah dan guru
belum punya laptop yg mdukung,bagaimana
solusi BDR yg efektif dan berapa prosentase pembagian materi pembelajaran
antara imtaq n iptek agar tujuan pembentukan karakter peserta didik tercapai?”
Pakai
wa juga efektif kok, buktinya omjay gunakan WA Group untuk belajar menulis dan
murah biayanya.
“Namun pembelajaran online ada plus
minusnya. Terutama pada penggunaan kuota internet. Dengan pola on off bisa
membantu pelaksanaan belajar . Yang saya
tanyakan Adakah pola lain yg lebih hemat di era pandemi ini bapak? Mengingat
ekonomi rakyat sedang terpuruk.”
Ada,
gunakan wa group atau line group, saya sering menggunakannya dengan bentuk
teks, karena bentuk teks ini tdk makan kuota banyak.
“Apakah dengan penjadwalan belajar
siswa yg sdh dirancang sedemikian rupa oleh guru dan bekerja sama dg orang tua
ini menunjukkan setiap siswa memiliki jadwal yg berbeda2. Apakah maknanya sudah
mengorganisir semua mapel yg ada pada kurikulum ? Dan apakah penjadwalan ini
bisa memfasilitasi setiap siswa yg memiliki kemampuan belajar yg berbeda
misalnya ada siswa yg lebih condok ke tipe pembelajar visual, kinestetik,
naturalis dll?”
Setiap
penjadwalan disesuaikan dengan kesepakatan guru di sekolah tsb dengan
memeprhatikan gaya belajar siswa.
“Pembelajaran daring dari rumah
dikaitkan dengan kenaikan kelas apakah cukup dari nilai daring atau bagaimana
karena tatap muka juga tidak pernah, mohon pencerahannya.”
Penilaian
hanya guru yg bersangkutan yg lebih tahu, kalau dirasa dengan online sdh cukup
nilainya, maka gunakan itu, tapi bila blm cukup bisa gunakan waktu eremedial
melalui online. hal itu saya lakukan bila ada nilai siswa yg kurang dgn
menghubungi wali kela dan orang tua siswa, biasanya kami rapat dengan dewan
guru untuk meberikan solusi terbaik buat siswa yang jarang hadir.
Kesimpulan
Dalam
menciptakan pola pembelajaran efektif dari rumah, guru harus mempunyai peta
kelas atau kondisi siswa di rumah dan disesuaikan dengan kondisi guru di rumah.
Artinya, komunikasi guru dan siswa dari rumah masing-masing harus membuat
mereka saling berinteraksi dan berdiskusi sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan
dan bermakna. Semua itu bisa dilakukan bila kegiatan Pembelajaran jarak jauh
dibuat secara terjadwal. Kegiatan harus membuat siswa menjadi mandiri dan
menemukan kemerdekaan belajar,
mantap, https://wijayalabs.wordpress.com/2020/05/18/menciptakan-pola-belajar-yang-efektif-dari-rumah-bersama-omjay/
BalasHapusYahuddddd
BalasHapus