Selasa, 05 Mei 2020

Menulis dalam Kesibukan


Kini aku mulai merasakan kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengasyikkan, menyenangkan, dan membahagiakan serta memberikan kepuasan tersendiri. Jari tanganku mulai gatal menyentuh satu persatu huruf membuat satu, dua kata, dan seterusnya sampai menjadi sebuah kalimat. Banyak hal positif yang bisa diraih dan dicapai dengan menulis. Tapi apa yang akan terjadi jika ada hal-hal tertentu menghalangi keseriusan kita untuk menulis?,  misalnya karena kesibukan yang tiba-tiba menyita waktu, pikiran dan tenaga.
Nah ada Bapak Much Khoiri, seorang Dosen dan Penulis buku dari FBS Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yang akan membagikan pengalaman pribadinya saat menulis buku. Beliau memberikan materi dengan judul “ Menulis Dalam Kesibukan”.
“Siapa sih yang tidak sibuk”. Itu sapaan pertama yang disampaikan Bapak Much Khoiri. Tidak ada seorangpun yang tidak sibuk, jangan karena sibuk menjadi alasan Bapak/Ibu untuk tidak berkarya. Dalam hukum alam dibalik kesibukan pasti ada kelonggaran, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, dan dibalik kesibukan juga ada  kesempatan. Sehingga sebenarnya menurut saya bagaimana kita bisa memanage kesibukan menyiasati hidup bersama kesibukan. Dalam konteks inilah kita harus bisa memanajemen kesibukan. Sikap kita harus positif, sikap kita positif maka kita akan melakukan aksi yang positif, sebaliknya kalau sikap kita negatif maka kita akan melakukan aksi yang negatif. Kita tidak boleh menyerah dengan kesibukan, jika kita sudah menyikapi sikap positif dalam kegiatan menulis maka itu akan menimbulkan kekuatan yang baik untuk menulis.
Ingatlah!!
Penulis sejati akan mencurahkan daya dan pikiran untuk mengahasilkan tulisan. Andaikata ia tidak sedang menulis, ia pastilah memikirkan tentang apa yang ia hendak tulis. Ada waktu istimewa yang dipilihnya, yang paling nyaman, untuk larut dalam menulis. Ia tidalk membiarkan satu haripun tanpa menulis. Menulis sama wajibnya dengan membaca.
“Mengapa harus menulis?”
When you speak, your word echo only across the room, or down the haed. But when you write, your word echo down the ages. Dalam  bahasa sederhana “ apa yang kita angankan itu akan lenyap, apa yang kita katakana akan musnah, apa yang kita lakukan akan tak tersisa kecuali dituliskan, ia akan abadi dan bersejarah. Bapak/Ibu mungkin ingat apa yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Kemudian oleh Budi Darma mengatakan “ Begitu seorang pengarang mati, tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil alih orang lain. Sebalinya, jika dekan, camat, dan mantra polisi mati, dalam waktu singkat akan ada orang dapat dan mampu menggantikannya”. Dari apa yang dikatakan oleh sastrawan Budi Darma, dapat saya simpulkan menulis itu harus diperjuangkan.
“Mendidik Diri Menulis”
Mendidik diri menulis bukan hanya membuat diri kompeten di bidang menulis, melainkan juga berani menegakkan prinsip “Reward and Punishment”. Jika bapak/Ibu tidak disiplin untuk menulis maka perlu mendapatkan punishment. Dan sebaliknya jika Bapak/Ibu berhasil menulis buku dengan baik maka perlu mendapatkan reward, misalnya pelesiran, nonton film, membeli laptop baru , dan sebagainya.
Dalam konteks menulis dalam kesibukan, “Menulis itu berkomunikasi” . kalau kita berkomunikasi berarti kita akan berhadapan dengan orang yang diajak berkomunikasi, Jika seorang penulis akan berhadapan dengan pembaca. Ada ungkapan yang sangat bagus dari Plato “ Wise man speak because they have something to say, Fools because they have to say something”. Artinya orang bijak itu bicara karena mereka punya sesuatu untuk disampaikan, sebaliknya orang bodoh itu menyampaikan sesuatu hal yang tidak penting, atau asal ngomong saja. Menulis adalah ada sesuatu yang akan di sampaikan, artinya:
1.      Kita bisa mengkomunikasikan gagasan, perasaan, pengalaman dan seterusnya kepada pembaca.
2.      Kita dan pembaca harus dibayangkan seakan kita berada dalam forum saling berhadapan, ada sudut pandang berbeda dengan menggunakan kata-kata “saya”, “anda”, saudara, pembaca sekalian dan sebagainya, ini penting agar bapak/ibu tidak salah posisi.
3.      Materi tulisan tentu harus selaras dengan kebutuhan audiens (pembaca), silahkan menulis apa yang dibutuhkan pembaca jangan mikir sukanya sendiri
4.      Pengorganisasian materi tulisan juga perlu bagus, tulisan bapak ibu harus enak diikuti jangan samapai satu halaman hanya satu paragraph membuat pembaca menjadi pusing. Betul-betul diatur sedemikian rupa supaya pembaca tertarik dan mengikutinya sampai tuntas.
5.      Penggunaan bahasa yang komunikatif sesuai dengan sangra tulisan, kalau tulisan ilmiah tentunya bahasa ilmiah yang digunakan, kalau untuk membaca umum tentu saja tidak memakai bahasa semi ilmiah. Gunakan bahasa yang enak, sehingga jika dalam tulisan kita ada pesan yang ingin disampaikan akan sampai ke pembaca.
Inti dari pembicaraan saya adalah ada tujuh belas strategi yang bisa Bapak/Ibu terapkan dalam menyiasati kesibukan, yaitu:
1.      Tetapkan niat menulis
Niat dan keyakinan itu akan menjadi daya dorong ketika kita belum bangkit dan akan menjadi daya tahan ketika ada godaan. Niat di sini saya bagi menjadi dua, ada yang umum, abstrak, filosofis, yakni misalkan saja saya menulis untuk mencerdaskan bangsa, untuk beramal. Niat yang kedua adalah untuk tenar atau untuk mendapatkan penghargaan atau untuk bayar hutang atau untuk naik pangkat.
2.      Rajinlah membaca
Orang yang rajin membaca itu bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa depan hadir disetiap sejarah dan hadir disetiap imajinasi orang-orang yang hebat. Membaca itu biasanya mendahului menulis dan getaran atau pemicu untuk menulis.  
3.      Gunakan alat perekam gagasan.
Jika kita bepergian gunkannlah alat perekam untuk merekam segala kejadian yang kita alami dalam perjalanan, semakin banyak kita punya rekaman maka inspirasi itu akan membantu kita untuk memilih mana ide yang yang akan kita pilih untuk ditulis.
4.      Kobarkan inspirasi menulis
Inspirasi itu adalah ilham atau sesuatu yang membuat kita memunculkan ide yang paling bagus. Inspirasi tumbuh dan berkembang berkat kekayaan pengetahuan dan sebuah pemicu. Apakah kita kaya pengetahuan atau tidak, kalau kita kaya penegtahuan maka jika ada pemicu akan muncul inspirasi. Inspirasi itu sama dengan  pengetahuan awal atau bekal pengetahuan yang seseorang miliki. Inspirasi itu bisa dikontruksi atau diciptakan atau dikondisikan, tentu dengan banyak baca. Janganlah menunggu inpsirasi itu turun dari langit  atau muncrat dari bumi. Kalau anda hanya menunggu inspirasi, anda bukanlah seorang penulis tapi seorang penunggu. Mari kita kobarkan inspirasi menulis
5.      Tentukan waktu utama
Silahkan menentukan waktu utama untuk menulis apakah itu siang hari, habis mahgrib, habis isahk, dan kemudian atau mungkin dini hari atau pagi hari. Pada prinsipnya dalam hal ini waktu utama untuk menulis itu ditentukan jangan berbenturan dengan waktu kerja, saat jam kerja ya kita kerja. Kemudian prinsip yang  kedua adalah kapan kita merasa nyaman untuk menulis.
6.      Untuk pemula, menulis bebas
Untuk yang merasa sebagai pemula atau yang sudah berpengalaman tapi masih cocok dengan ini biasakan diri untuk menulis bebas, yakni menulis spontan secara freepare itu melatih orang menuangkan gagasan, pengalaman, dan perasaan secara lancer. Ini  seperti orang curhat menggunakan bahasa tutur pakai saya, aku, seakan akan tulisan itu berangkat  dari bahasa lisan. Jadi dari bahasa lisan dituangkan jadi bercerita. Orang yang sedang menulis bebas itu sedang mengoptimalkan kerja otak kanan dan meminimalkan kerja otak kiri. Otak kanan itu kita tahu suka spontanitas  penuh kebebasan dan tanpa aturan, sedangkan otak kiri itu menuntut kerja teratur, runut, sistematis dan penuh pertimbangan. Kalau kita bisa curhat menulis sesuai dengan yang kita mau itu sedang menulis tanpa takut dengan aturan, kaidah-kaidah  sehingga tidak terlalu takut salah. Dengan menulis bebas, progresnya/kemajuan menulis nantinya akan sangat menarik pada suatu ketika.
7.      Menulis di dalam hati
Menulis dalam hati atau di dalam pikiran saat sambil berangkat kerja atau sambil pulang kerja bisa memikirkan apa yang akan kita tulis, artinya di sini merancang apa saja yang akan kita tulis. Mengapa demikian semua ide-ide yang sangat bagus  datang secara spontan atau secara kebetulan, jadi jangan lewatkan ketika ada ide bagus, langsung diproses dalam pikiran kalau perlu catat sebentar  dan pikirkan apa yang bisa dikembangkan  dari ide itu.
8.      Menulis diwaktu utama
Silahkan menulis di waktu utama, apakah itu setelah mahgrib, sehabis isakh, tapi yang jelas harus disiplin memanfaatkan waktu yang telah kita tetapkan

9.      Memanfaatkan waktu luang
Memanfaatkan waktu luang sama halnya dengan menulis di waktu utama
10.  Menulis yang dialami
Menulis yang dialami adalah hal yang sangat mudah sekali, misalnya sedang bepergian ke mana, maka itu bisa dituliskan sebagai catatan perjalanan, dan nantinya sebagai bahan tulisan.
11.  Menulis yang dirasakan
Menulis yang dirasakan artinya disini memanfaatkan  kekuatan perasaan.
12.  Menulis selaras minat dan pekerjaan
Menulis selaras dengan minat dan pekerjaan artinya menulis hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan kita dapat dituangkan menjadi tulisan. Misalnya kita sebagai guru pasti punya banyak mempunyai pengalaman mengajar/mendidik.
13.  Menulis dengan riang
Menulis dengan riang artinya kita menulis dengan perasaan bahagia. Dengan perasaan bahagialah seorang penulis akan menghasilkan karya yang terbaik
14.  Menulis yang banyak
Dengan menulis banyak itu., sebenarnya kita belajar menulis yang bagus, kuantitas itu bisa menghasilkan kualitas karena dengan kuantitas kita tidak tahu mana yang lebih berkualitas,  
15.  Read better, write faster
Read better, write faster, ini adalah bagi yang sudah mahir. Di era informasi yang serba cepat kita harus pintar membaca, lebih focus membaca , dan menulis dengan cepat.
16.  Buatlah motto yang dahsyat
Membuat  motto yang dahsyat, ini akan memberikan semangat yang baik untuk menulis  
17.  Menulis dengan doa
Menulis jangan lupa diikuti dengan doa




Kesimpulan
Menulis dalam kesibukan, artinya kita harus bisa memanajemen waktu untuk menulis, jangan karena sibuk dijadikan alasan untuk tidak menulis. Mulailah menulis bebas, dengan menulis bebas kita tidak akan terikat dengan aturan-aturan atau kaidah-kaidah menulis. Dan menulislah tiap hari, sehingga dengan menulis setiap hari kita akan memiliki banyak tulisan. “Kuantitas akan menhasilkan kualitas”  

3 komentar: