Rabu, 29 April 2020

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN APEL PAGI DAN PROJEC-BASED LEARNING DENGAN TEKNIK BRAINSTORMING DI SMA NEGERI 2 NEGARA


1.      Latar Belakang

Pendidikan merupakan pembangunan dasar manusia. Pentingnya pendidikan dilihat dalam konteks hak asasi manusia, dalam artian bahwa setiap manusia berhak memperoleh pendidikan. Beena (2012) menyatakan bahwa education tries to develop three aspects: physique, mentality and character. Pada sisi lain pendidikan merupakan kebutuhan dasar untuk mencapai keberhasilan dan kesinambungan pembangunan, karena pembangunan memerlukan sumber daya manusia berkualitas yang mampu memanfaatkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pentingnya pendidikan sebagai pembentuk watak, jiwa dan Sumber Daya Manusia (SDM) handal merupakan hal yang harus dipertahankan. Terlebih lagi Beena (2012) juga menyatakan bahwa education not only gives a platform to succeed, but also the knowledge of social conduct, strength, character and selfrespect. Akan tetapi, banyaknya harapan dalam pendidikan berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Menurunnya kualitas moral dikalangan siswa merupakan permasalahan yang perlu dikaji dan dicarikan sebuah solusi. Menurunnya kualitas moral dikalangan siswa ditunjukkan dengan sikap dan perilaku mulai dari yang paling sederhana yaitu mencontek saat ulangan/ujian hingga sikap atau perilaku seperti tawuran dan “kenakalan” yang perlu mendapat perhatian yang serius.
Jika kita tinjau secara nasional terkait permasalahan karakter siswa, maka ini merupakan suatu hal yang harus menjadi fokus utama dalam penyelesaiannya. Data KPAI (dalam Indonesian Review, 2015) menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 2012-2014 terjadi banyak kasus perkelahian/tawuran antar pelajar. Sepanjang tahun 2013 telah terjadi 255 kasus kekerasan yang menewaskan 20 siswa di seluruh Indonesia. Jumlah ini hampir dua kali lipat lebih banyak dari tahun 2012 yang mencapai 147 kasus dengan jumlah tewas mencapai 17 siswa. Oleh sebab itu diperlukan suatu cara untuk memperbaiki karakter siswa baik itu melalui program sekolah maupun teknik atau cara mengajar guru disekolah.  
SMA Negeri 2 Negara merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Jembrana, Bali yang didirikan dengan tujuan untuk mencetak generasi muda yang unggul dalam bidang akademik maupun non akademik. Proses pembelajaran disekolah ini dikemas sesuai dengan inovasi setiap guru dengan tujuan untuk membangun rasa disiplin, berani dan inovatif bagi siswanya. Program unggulan yang dijalankan oleh sekolah ini salah satunya adalah apel pagi. SMA Negeri 2 Negara merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMA/SMK/MA di Kabupaten Jembrana yang melaksanakan program ini. Program apel pagi berbeda dengan upacara bendera hari senin yang dilakukan seluruh sekolah di Indonesia. Program apel pagi dilaksanakan setiap hari selasa sampai sabtu yang mengharuskan seluruh komponen sekolah untuk terbiasa disiplin dalam memanajemen waktu. Seluruh komponen sekolah baik itu guru, staf TU, siswa, tukang kebun maupun satpam sekolah diharuskan hadir paling lambat jam 06.30 WITA untuk mengikuti apel pagi ini. Program apel pagi dilaksanakan kurang lebih 30 menit untuk membiasakan seluruh komponen sekolah hidup disiplin dan menghargai kemajemukan setiap suku atau budaya di Indonesia.
Selain program apel pagi, salah satu hal menarik yang dapat mengembangkan sikap atau karakter, inovasi dan kreativitas siswa dalam belajar adalah penggunaan metode mengajar yang baik. Salah satu metode mengajar yang pernah dilakukan oleh beberapa guru di sekolah ini adalah project based learning. Project based learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreativitas siswa (Muriithi et al., 2013; Widiyatmoko & Pamelasari, 2012). Kreativitas ini akan berpengaruh langsung terhadap semangat belajar, jiwa kepemimpinan maupun kemampuan seni siswa itu sendiri. Pembelajaran ini akan lebih efektif dilakukan dengan berbagai teknik, salah satunya adalah curhat pendapat atau brainstorming. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini penulis berkeinginan menganalisis pengembangan karakter siswa melalui salah satu program unggulan di SMA Negeri 2 Negara. Oleh sebab itu karya ini penulis beri judul “Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Apel Pagi dan Projec-Based Learning dengan Tenink Brainstorming di SMA Negeri 2 Negara”.

2.      Pembahasan

2.1  Kegiatan Warga SMA Negeri 2 Negara

Lembaga pendidikan sebagai tempat pembentukan karakter peserta didik dituntut untuk meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaannya.Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni menurunnya kualitas nilai-nilai karakter pada siswa.  Untuk itu sekolah berusaha keras melaksanakan pendidikan karakter bangsa dengan mengintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran dan kegiatan rutinitas warga sekolah. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, SMA Negeri 2 Negara melaksanakan apel pagi setiap hari selasa-sabtu pukul 06.30 WITA (Hari senin wajib melaksanakan upacara bendera). Kegiatan apel pagi meliputi pelaporan masing-masing ketua kelas tentang kehadiran anggotanya, sembahyang bersama, pembinaan oleh guru Pembina, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional yang dipimpin oleh seorang dirigen. Kemudian semua siswa ke kelas masing-masing dengan budaya antre.
Dengan kegiatan apel pagi setiap hari diharapkan siswa datang tepat waktu, bertanggung jawab atas dirinya sendiri, dan mandiri. Dari rangkaian kegiatan apel pagi, nilai karakter yang bisa diimplentasikan antara lain: 1) religius, 2) kedisiplinan, 3) berwawasan kebangsaan, 4) cinta tanah air, dan 5) solidaritas. Jika ada siswa yang terlambat, maka siswa tersebut diarahkan berbaris di depan menghadap barisan temannya. Siswa yang terlambat diberikan pembinaan dan tanggung jawab untuk membersihkan halaman sekolah, kebun, memilah sampah plastik. Selain itu, direncanakan pemanggilan orang tua jika anak yang bersangkutan terlambat sampai lebih dari tiga kali. Kegiatan ini diharapkan mampu membentuk karakter siswa agar memiliki kemampuan yang optimal dalam mengembangkan dan memberdayakan potensi dirinya sebagai warga Negara.
Pendidikan karakter bangsa dalam keterpaduan pembelajaran dengan semua mata pelajaran merupakan hal yang penting dan patut diperhatikan dalam rangka membangun karakter siswa. Model pembelajaran yang mampu memberikan siswa pengalaman belajar adalah project based learning. Project based learning adalah suatu model pembelajaran inovatif yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan kompleks. Pembelajaran berbasis proyek berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan pebelajar dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang pebelajar bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa yang bernilai, dan realistic (Muriithi et al., 2013; Widiyatmoko & Pamelasari, 2012). Penerapan model pembelajaran ini akan lebih efektif ika dilakukan dengan teknik brainstorming. Istilah brainstorming dipopulerkan oleh Alex F. Osborn pada awal 1940. Brainstorming adalah teknik kreativitas yang mengupayakan pencarian penyelesaian dari suatu masalah tertentu dengan mengumpulkan gagasan secara spontan dari anggota kelompok (Siwa et al., 2013). Penulis mempunyai pemikiran dengan menggunakan model project based learning dngan teknik brainstorming akan mampu menumbuhkan karakter siswa seperti kejujuran, tanggung jawab, etos kerja yang tinggi, sikap optimis, inovatif, produktif, kerjasama, dan solidaritas.

2.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan apel pagi setiap hari sebelum pembelajaran dimulai dan penggunaan project based learning dengan teknik brainstorming dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.             Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
2.             Menumbuhkan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
3.             Menumbuhkan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
4.             Mengembangakan kemampuan berpikir, kerjasama, saling menghargai, jiwa kepemimpinan dan kreativitas.

2.3  Manfaat Kegiatan
1.             Manfaat jangka pendek:
a.    Menumbuhkan kebiasaan hidup disiplin dalam kegiatan sekolah dan membiasakan diri dalam kegiatan bekerjasama, kreatif dalam belajar serta berkarakter.
2.             Manfaat jangka menengah
a.    Seluruh siswa SMAN 2 Negara memiliki karakter baik khususnya selama mereka menempuh pendidikan di sekolah. Selain itu, sebagian besar siswa diharapkan mampu menghayati karakter yang mereka miliki untuk memajukan sekolah selama masa pendidikannya.
3.             Manfaat jangka panjang:
a.    SMA Negeri 2 Negara bisa menjadi sekolah model di Kabupaten Jembrana. Sekolah yang melaksanakan pendidikan karakter melalui kegiatan rutin apel pagi dan penerapan model project based learning dengan teknik brainstorming dalam pembelajaran.
b.    Lulusan siswa SMA Negeri 2 Negara nantinya bisa menjadi generasi muda yang unggul, berkarakter dan trampil yang dapat digunakan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan. Dengan memberikan pengetahuan mengenai norma atau nilai-nilai karakter bangsa melalui kegiatan apel pagi dan penggunaan model project based learning dengan teknik brainstorming, siswa mampu secara  mandiri menggunakan pengetahuannya, menginternalisasi, serta melaksanakan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia yang tercermin dalam kesehariannya.


3.             Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.             Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan yang mampu meraih prestasi tertinggi.
2.             Inovasi dalam program sekolah maupun keiatan pembelaaran dikelas selayaknya harus selalu dilakukan untuk mengembangkan karakter siswa dan mewujudkan generasi emas Indonesia melalui generasi muda.
3.             Pemberian pengetahuan mengenai norma atau nilai-nilai karakter bangsa melalui kegiatan apel pagi dan penggunaan project based learning dengan teknik brainstorming dalam pembelajaran akan mampu membangkitkan semangat, kemandirian, kreativitas maupun karakter baik siswa sebagai generasi penerus bangsa.











DAFTAR PUSTAKA

Beena, I. 2012. Importance of Value Education in Modern Time. Education India Journal. 1(3). 2278- 2435. Tersedia pada educationindiajournal.org. Diakses pada 20 Maret 2017.
Indonesian Review. 2015. Pendidikan Kian Loyo. Tersedia pada www.indonesian review.com. Diakses pada 3 Maret 2017.
Kemdikbud, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18. A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta.
Muriithi, E. M., Odundo, P. A., Origa, J. O., & Gatumu, J. C. 2013. Project method and learner achievement in physics in Kenyan secondary schools.  International Journal of Education and Research. 1(7): 1-12. Tersedia pada http://www.ijern .com. Diakses pada 5 Maret 2017.
Siwa, I B., Muderawan, I W., & Tika, I N.  2013. Pengaruh pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran kimia terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari gaya kognitif siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 3(1). Tersedia pada http://pasca.undiksha .ac.id/e-journal/index.php/ jurnal_ipa Diakses pada 10 Maret 2017.
Widiyatmoko, A. & Pamelasari, S. D. 2012. Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan alat peraga IPA dengan memanfaatkan bahan bekas pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1(1): 51-56. Tersedia pada http://journal. unnes.ac.id/index.php/jpii. Diakses pada 6 Maret 2017.

1 komentar: