Kini
aku mulai merasakan kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengasyikkan,
menyenangkan, dan membahagiakan serta memberikan kepuasan tersendiri. Jari
tanganku mulai gatal menyentuh satu persatu huruf membuat satu, dua kata, dan
seterusnya sampai menjadi sebuah kalimat. Banyak hal positif yang bisa diraih
dan dicapai dengan menulis. Tapi apa yang akan terjadi jika ada hal-hal
tertentu menghalangi keseriusan kita untuk menulis?, misalnya karena kesibukan yang tiba-tiba
menyita waktu, pikiran dan tenaga.
Nah
ada Bapak Much Khoiri, seorang Dosen dan Penulis buku dari FBS Universitas
Negeri Surabaya (Unesa), yang akan membagikan pengalaman pribadinya saat
menulis buku. Beliau memberikan materi dengan judul “ Menulis Dalam Kesibukan”.
“Siapa
sih yang tidak sibuk”. Itu sapaan pertama yang disampaikan Bapak Much Khoiri.
Tidak ada seorangpun yang tidak sibuk, jangan karena sibuk menjadi alasan
Bapak/Ibu untuk tidak berkarya. Dalam hukum alam dibalik kesibukan pasti ada
kelonggaran, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, dan dibalik kesibukan juga
ada kesempatan. Sehingga sebenarnya
menurut saya bagaimana kita bisa memanage kesibukan menyiasati hidup bersama
kesibukan. Dalam konteks inilah kita harus bisa memanajemen kesibukan. Sikap
kita harus positif, sikap kita positif maka kita akan melakukan aksi yang
positif, sebaliknya kalau sikap kita negatif maka kita akan melakukan aksi yang
negatif. Kita tidak boleh menyerah dengan kesibukan, jika kita sudah menyikapi
sikap positif dalam kegiatan menulis maka itu akan menimbulkan kekuatan yang
baik untuk menulis.
Ingatlah!!
Penulis
sejati akan mencurahkan daya dan pikiran untuk mengahasilkan tulisan. Andaikata
ia tidak sedang menulis, ia pastilah memikirkan tentang apa yang ia hendak
tulis. Ada waktu istimewa yang dipilihnya, yang paling nyaman, untuk larut
dalam menulis. Ia tidalk membiarkan satu haripun tanpa menulis. Menulis sama
wajibnya dengan membaca.
“Mengapa harus menulis?”
When
you speak, your word echo only across the room, or down the haed. But when you
write, your word echo down the ages. Dalam
bahasa sederhana “ apa yang kita angankan itu akan lenyap, apa yang kita
katakana akan musnah, apa yang kita lakukan akan tak tersisa kecuali
dituliskan, ia akan abadi dan bersejarah. Bapak/Ibu mungkin ingat apa yang
dikatakan oleh Pramoedya Ananta “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Kemudian oleh Budi Darma mengatakan “
Begitu seorang pengarang mati, tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil
alih orang lain. Sebalinya, jika dekan, camat, dan mantra polisi mati, dalam
waktu singkat akan ada orang dapat dan mampu menggantikannya”. Dari apa yang
dikatakan oleh sastrawan Budi Darma, dapat saya simpulkan menulis itu harus
diperjuangkan.
“Mendidik Diri Menulis”
Mendidik
diri menulis bukan hanya membuat diri kompeten di bidang menulis, melainkan
juga berani menegakkan prinsip “Reward and Punishment”. Jika bapak/Ibu tidak
disiplin untuk menulis maka perlu mendapatkan punishment. Dan sebaliknya jika
Bapak/Ibu berhasil menulis buku dengan baik maka perlu mendapatkan reward,
misalnya pelesiran, nonton film, membeli laptop baru , dan sebagainya.
Dalam
konteks menulis dalam kesibukan, “Menulis itu berkomunikasi” . kalau kita
berkomunikasi berarti kita akan berhadapan dengan orang yang diajak
berkomunikasi, Jika seorang penulis akan berhadapan dengan pembaca. Ada
ungkapan yang sangat bagus dari Plato “ Wise man speak because they have
something to say, Fools because they have to say something”. Artinya orang
bijak itu bicara karena mereka punya sesuatu untuk disampaikan, sebaliknya
orang bodoh itu menyampaikan sesuatu hal yang tidak penting, atau asal ngomong
saja. Menulis adalah ada sesuatu yang akan di sampaikan, artinya:
1. Kita
bisa mengkomunikasikan gagasan, perasaan, pengalaman dan seterusnya kepada
pembaca.
2. Kita
dan pembaca harus dibayangkan seakan kita berada dalam forum saling berhadapan,
ada sudut pandang berbeda dengan menggunakan kata-kata “saya”, “anda”, saudara,
pembaca sekalian dan sebagainya, ini penting agar bapak/ibu tidak salah posisi.
3. Materi
tulisan tentu harus selaras dengan kebutuhan audiens (pembaca), silahkan menulis
apa yang dibutuhkan pembaca jangan mikir sukanya sendiri
4. Pengorganisasian
materi tulisan juga perlu bagus, tulisan bapak ibu harus enak diikuti jangan
samapai satu halaman hanya satu paragraph membuat pembaca menjadi pusing.
Betul-betul diatur sedemikian rupa supaya pembaca tertarik dan mengikutinya
sampai tuntas.
5. Penggunaan
bahasa yang komunikatif sesuai dengan sangra tulisan, kalau tulisan ilmiah
tentunya bahasa ilmiah yang digunakan, kalau untuk membaca umum tentu saja
tidak memakai bahasa semi ilmiah. Gunakan bahasa yang enak, sehingga jika dalam
tulisan kita ada pesan yang ingin disampaikan akan sampai ke pembaca.
Inti dari
pembicaraan saya adalah ada tujuh belas strategi yang bisa Bapak/Ibu terapkan
dalam menyiasati kesibukan, yaitu:
1. Tetapkan
niat menulis
Niat
dan keyakinan itu akan menjadi daya dorong ketika kita belum bangkit dan akan
menjadi daya tahan ketika ada godaan. Niat di sini saya bagi menjadi dua, ada
yang umum, abstrak, filosofis, yakni misalkan saja saya menulis untuk
mencerdaskan bangsa, untuk beramal. Niat yang kedua adalah untuk tenar atau
untuk mendapatkan penghargaan atau untuk bayar hutang atau untuk naik pangkat.
2. Rajinlah
membaca
Orang
yang rajin membaca itu bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa depan hadir
disetiap sejarah dan hadir disetiap imajinasi orang-orang yang hebat. Membaca
itu biasanya mendahului menulis dan getaran atau pemicu untuk menulis.
3. Gunakan
alat perekam gagasan.
Jika
kita bepergian gunkannlah alat perekam untuk merekam segala kejadian yang kita
alami dalam perjalanan, semakin banyak kita punya rekaman maka inspirasi itu
akan membantu kita untuk memilih mana ide yang yang akan kita pilih untuk
ditulis.
4. Kobarkan
inspirasi menulis
Inspirasi
itu adalah ilham atau sesuatu yang membuat kita memunculkan ide yang paling
bagus. Inspirasi tumbuh dan berkembang berkat kekayaan pengetahuan dan sebuah
pemicu. Apakah kita kaya pengetahuan atau tidak, kalau kita kaya penegtahuan
maka jika ada pemicu akan muncul inspirasi. Inspirasi itu sama dengan pengetahuan awal atau bekal pengetahuan yang
seseorang miliki. Inspirasi itu bisa dikontruksi atau diciptakan atau
dikondisikan, tentu dengan banyak baca. Janganlah menunggu inpsirasi itu turun dari
langit atau muncrat dari bumi. Kalau anda
hanya menunggu inspirasi, anda bukanlah seorang penulis tapi seorang penunggu. Mari
kita kobarkan inspirasi menulis
5. Tentukan
waktu utama
Silahkan
menentukan waktu utama untuk menulis apakah itu siang hari, habis mahgrib,
habis isahk, dan kemudian atau mungkin dini hari atau pagi hari. Pada prinsipnya
dalam hal ini waktu utama untuk menulis itu ditentukan jangan berbenturan
dengan waktu kerja, saat jam kerja ya kita kerja. Kemudian prinsip yang kedua adalah kapan kita merasa nyaman untuk
menulis.
6. Untuk
pemula, menulis bebas
Untuk
yang merasa sebagai pemula atau yang sudah berpengalaman tapi masih cocok
dengan ini biasakan diri untuk menulis bebas, yakni menulis spontan secara
freepare itu melatih orang menuangkan gagasan, pengalaman, dan perasaan secara lancer.
Ini seperti orang curhat menggunakan bahasa
tutur pakai saya, aku, seakan akan tulisan itu berangkat dari bahasa lisan. Jadi dari bahasa lisan
dituangkan jadi bercerita. Orang yang sedang menulis bebas itu sedang
mengoptimalkan kerja otak kanan dan meminimalkan kerja otak kiri. Otak kanan
itu kita tahu suka spontanitas penuh
kebebasan dan tanpa aturan, sedangkan otak kiri itu menuntut kerja teratur,
runut, sistematis dan penuh pertimbangan. Kalau kita bisa curhat menulis sesuai
dengan yang kita mau itu sedang menulis tanpa takut dengan aturan,
kaidah-kaidah sehingga tidak terlalu
takut salah. Dengan menulis bebas, progresnya/kemajuan menulis nantinya akan
sangat menarik pada suatu ketika.
7. Menulis
di dalam hati
Menulis
dalam hati atau di dalam pikiran saat sambil berangkat kerja atau sambil pulang
kerja bisa memikirkan apa yang akan kita tulis, artinya di sini merancang apa
saja yang akan kita tulis. Mengapa demikian semua ide-ide yang sangat bagus datang secara spontan atau secara kebetulan,
jadi jangan lewatkan ketika ada ide bagus, langsung diproses dalam pikiran
kalau perlu catat sebentar dan pikirkan
apa yang bisa dikembangkan dari ide itu.
8. Menulis
diwaktu utama
Silahkan
menulis di waktu utama, apakah itu setelah mahgrib, sehabis isakh, tapi yang
jelas harus disiplin memanfaatkan waktu yang telah kita tetapkan
9. Memanfaatkan
waktu luang
Memanfaatkan
waktu luang sama halnya dengan menulis di waktu utama
10. Menulis
yang dialami
Menulis
yang dialami adalah hal yang sangat mudah sekali, misalnya sedang bepergian ke
mana, maka itu bisa dituliskan sebagai catatan perjalanan, dan nantinya sebagai
bahan tulisan.
11. Menulis
yang dirasakan
Menulis
yang dirasakan artinya disini memanfaatkan kekuatan perasaan.
12. Menulis
selaras minat dan pekerjaan
Menulis
selaras dengan minat dan pekerjaan artinya menulis hal-hal yang berhubungan
dengan pekerjaan kita dapat dituangkan menjadi tulisan. Misalnya kita sebagai
guru pasti punya banyak mempunyai pengalaman mengajar/mendidik.
13. Menulis
dengan riang
Menulis
dengan riang artinya kita menulis dengan perasaan bahagia. Dengan perasaan bahagialah
seorang penulis akan menghasilkan karya yang terbaik
14. Menulis
yang banyak
Dengan
menulis banyak itu., sebenarnya kita belajar menulis yang bagus, kuantitas itu
bisa menghasilkan kualitas karena dengan kuantitas kita tidak tahu mana yang lebih
berkualitas,
15. Read
better, write faster
Read
better, write faster, ini adalah bagi yang sudah mahir. Di era informasi yang
serba cepat kita harus pintar membaca, lebih focus membaca , dan menulis dengan
cepat.
16. Buatlah
motto yang dahsyat
Membuat
motto yang dahsyat, ini akan memberikan
semangat yang baik untuk menulis
17. Menulis
dengan doa
Menulis
jangan lupa diikuti dengan doa
Kesimpulan
Menulis dalam kesibukan,
artinya kita harus bisa memanajemen waktu untuk menulis, jangan karena sibuk
dijadikan alasan untuk tidak menulis. Mulailah menulis bebas, dengan menulis
bebas kita tidak akan terikat dengan aturan-aturan atau kaidah-kaidah menulis. Dan
menulislah tiap hari, sehingga dengan menulis setiap hari kita akan memiliki
banyak tulisan. “Kuantitas akan menhasilkan kualitas”
mantap...keren
BalasHapusMari kita menulos dalam kesibukan
BalasHapusLanjutkan
BalasHapus