Langkah kakiku ga pernah lemah
tuk melangkah, senyum selalu menghiasi setiap langkah kakiku, rasa syukur
selalu terucap dibibirku, inilah aku saat ini. Tapi semua ini butuh proses panjang, tahukah kenapa
aku bisa seperti sekarang ini? Pengalaman hiduplah yang membuatku seperti ini,
banyak hal yang aku jalani, aku alami. Air mata menetes deras mengalir bak air
sungai membasahi pipi dan ga terasa tertelan, dan apa yang aku rasakan? “Manis” . aku tersentak
kaget, ternyata air mata kepedihanku terasa manis.
Tuhan kenapa air mata
kepedihanku begitu manis? apakah sengaja Engkau menciptakan ini sebagai obat rasa
pedihku? Apakah setiap air mata itu manis? Aku tak peduli dengan pertanyaan
yang muncul dibenakku. Tapi aku merasa terobati oleh air mataku yang tertelan
tanpa sengaja. Aku tersenyum dan ucap terima kasih ma Yang Maha Kuasa.
“Jika kamu telah menjatuhkan
pilihan tempat hidupmu bersandar, silahkan jalani!!! Tapi ingat jangan pernah
mengeluh atau menyesal atau mengadu” itulah ucapan terakhir dari orang yang
melahirkanku. Demi seseorang yang sudah aku pilih sebagai tempatku bersandar,
aku mengiyakan. Hidupku begitu bahagia, dunia begitu indah, yang jelas ga bisa
kuungkapkan dengan kata-kata saat aku bisa bersama seseorang yang menjadi
pilihanku.
Detik, menit, jam, hari,
minggu, bulan, tahun aku lalui, apakah yang terjadi??? Di sinilah aku teruji,
kesabaran….ya kesabaran…..aku menangis, aku teriak dalam diam, aku ingin
mengadu tapi……aku teringat pesan terakhir darinya, dari orang yang melahirkanku.
Aku menyampaikan semua permasalahan yang aku alami ke telinga-telinga yang siap
mendengar keluh kesahku, namun itu tidak membantuku dan itu menimbulkan masalah
baru. “Sial”
Aku tersentak, “ aku punya Tuhan”,
aku bergegas mandi, berpakaian bersih dan rapi,. “Aku menghadapmu Tuhan”. Ampuni
aku. Aku tak bisa mengungkapkan apa yang aku alami kepadaNya, namun aku yakin “Dia”
tahu apa yang telah aku alami dan aku rasakan. Air mataku mengalir deras, dan
akhirnya terhenti, rasa lega menyelimuti, aku merasa terlahir kembali, aku
merasakan ssesuatu yang berbeda, pikiranku begitu jernih, air mataku tidak
mengalir lagi meskipun aku berusaha membuka memori kepedihanku. Aku tersenyum,,
sambil menatap langit aku menyebut nama “Tuhan”.
Seiring berjalannya waktu aku
mendengar ucapan dari mulut seseorang, “apa yang kamu alami adalah proses
pencucian karma, karmamu dibersihkan, iklaslah menerima apa yang kamu alami,
karena dengan keiklasan kamu akan merasakan kebahagiaan. Kini aku telah
terbiasa menjalani kerasnya kehidupan, sepahit apapun yang aku alami, aku
terima dengan rasa syukur dan senyuman. Tuhan menyanyangiku, disetiap
keterpurukan selalu ada tangan-tangan yang siap membantu, membangkitkan
semangatku. Terkadang aku berpikir “Tuhan itu menyanyangi umatNya dengan cara
yang berbeda” apakah itu kembali pada karma masing-masing? Iya itulah karma. Aku
pernah membaca bahwa karma itu akan membantu jiwa kita berkembang. Jika kita
memiliki kehidupan yang bahagia dan nyaman, dikatakan bahwa itu adalah hasil
dari karma yang baik dari tindakan kita masa lalu serta kehidupan masa lalu. Demikian
pula, apabila kita sedang menghadapi kesulitan dalam hidup, hal ini diyakini
bertanggung jawab atas perbuatan kita yang salah di masa lalu.
Berbekal keyakinian dengan
adanya Karma dan kehendakNya aku bisa melangkah dengan tegar dan senyum. “Inilah
aku” berusaha menebar kebaikan dan
senyum kebahagiaan.
Top bgt
BalasHapusBagus banget mbo, aku sampe berkaca kaca membacanya... kita hanya seorang hamba kita tidak tau akhirnya akan seperti apa tapi kita harus tetap yakin dan percaya kepada Tuhan karena beliaulah sebaik baiknya penolong semoga Tuhan selalu memberkati dan menyertai mbo🥰
BalasHapus