Pendidikan merupakan pembangunan dasar manusia.
Pentingnya pendidikan dilihat dalam konteks hak asasi manusia, dalam artian
bahwa setiap manusia berhak memperoleh pendidikan. Beena (2012) menyatakan
bahwa education tries to develop three aspects: physique, mentality and
character. Pada sisi lain pendidikan merupakan kebutuhan dasar untuk
mencapai keberhasilan dan kesinambungan pembangunan, karena pembangunan
memerlukan sumber daya manusia berkualitas yang mampu memanfaatkan serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Pentingnya pendidikan sebagai pembentuk watak, jiwa
dan Sumber Daya Manusia (SDM) handal merupakan hal yang harus dipertahankan.
Terlebih lagi Beena (2012) juga menyatakan bahwa education not only gives a
platform to succeed, but also the knowledge of social conduct, strength,
character and selfrespect. Akan tetapi, banyaknya harapan dalam pendidikan
berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Menurunnya
kualitas moral dikalangan siswa merupakan permasalahan yang perlu dikaji dan
dicarikan sebuah solusi. Menurunnya kualitas moral dikalangan siswa ditunjukkan
dengan sikap dan perilaku mulai dari yang paling sederhana yaitu mencontek saat
ulangan/ujian hingga sikap atau perilaku seperti tawuran dan “kenakalan” yang
perlu mendapat perhatian yang serius.
Jika kita tinjau secara nasional terkait permasalahan karakter siswa,
maka ini merupakan suatu hal yang harus menjadi fokus utama dalam
penyelesaiannya. Data KPAI (dalam Indonesian Review, 2015) menyebutkan bahwa dalam
kurun waktu 2012-2014 terjadi banyak kasus perkelahian/tawuran antar pelajar.
Sepanjang tahun 2013 telah terjadi 255 kasus kekerasan yang menewaskan 20 siswa
di seluruh Indonesia. Jumlah ini hampir dua kali lipat lebih banyak dari tahun
2012 yang mencapai 147 kasus dengan jumlah tewas mencapai 17 siswa. Oleh sebab
itu diperlukan suatu cara untuk memperbaiki karakter siswa baik itu melalui
program sekolah maupun teknik atau cara mengajar guru disekolah.
SMA Negeri 2 Negara merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten
Jembrana, Bali yang didirikan dengan tujuan untuk mencetak generasi muda yang
unggul dalam bidang akademik maupun non akademik. Proses pembelajaran disekolah
ini dikemas sesuai dengan inovasi setiap guru dengan tujuan untuk membangun
rasa disiplin, berani dan inovatif bagi siswanya. Program unggulan yang
dijalankan oleh sekolah ini salah satunya adalah apel pagi. SMA Negeri 2 Negara
merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMA/SMK/MA di Kabupaten Jembrana yang melaksanakan
program ini. Program apel pagi berbeda dengan upacara bendera hari senin yang
dilakukan seluruh sekolah di Indonesia. Program apel pagi dilaksanakan setiap
hari selasa sampai sabtu yang mengharuskan seluruh komponen sekolah untuk
terbiasa disiplin dalam memanajemen waktu. Seluruh komponen sekolah baik itu
guru, staf TU, siswa, tukang kebun maupun satpam sekolah diharuskan hadir
paling lambat jam 06.30 WITA untuk mengikuti apel pagi ini. Program apel pagi
dilaksanakan kurang lebih 30 menit untuk membiasakan seluruh komponen sekolah
hidup disiplin dan menghargai kemajemukan setiap suku atau budaya di Indonesia.
Selain
program apel pagi, salah satu hal menarik yang dapat mengembangkan sikap atau
karakter, inovasi dan kreativitas siswa dalam belajar adalah penggunaan metode
mengajar yang baik. Salah satu metode mengajar yang pernah dilakukan oleh
beberapa guru di sekolah ini adalah project
based learning. Project based
learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang bisa
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreativitas siswa (Muriithi et al., 2013; Widiyatmoko
& Pamelasari, 2012).
Kreativitas ini akan berpengaruh langsung terhadap semangat belajar, jiwa
kepemimpinan maupun kemampuan seni siswa itu sendiri. Pembelajaran ini akan
lebih efektif dilakukan dengan berbagai teknik, salah satunya adalah curhat
pendapat atau brainstorming. Oleh
sebab itu, melalui kesempatan ini penulis berkeinginan menganalisis pengembangan
karakter siswa melalui salah satu program unggulan di SMA Negeri 2 Negara. Oleh
sebab itu karya ini penulis beri judul “Implementasi Nilai-nilai
Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Apel Pagi dan Projec-Based Learning dengan Tenink Brainstorming di SMA Negeri 2 Negara”.
2. Pembahasan
2.1
Kegiatan Warga SMA Negeri 2 Negara
Lembaga
pendidikan sebagai tempat pembentukan karakter peserta didik dituntut untuk
meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaannya.Tuntutan tersebut
didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni menurunnya kualitas
nilai-nilai karakter pada siswa. Untuk itu
sekolah berusaha keras melaksanakan pendidikan karakter bangsa dengan mengintegrasikan
ke dalam semua mata pelajaran dan kegiatan rutinitas warga sekolah. Seperti yang
sudah dipaparkan di atas, SMA Negeri 2 Negara melaksanakan apel pagi setiap
hari selasa-sabtu pukul 06.30 WITA (Hari senin wajib melaksanakan upacara
bendera). Kegiatan apel pagi meliputi pelaporan masing-masing ketua kelas
tentang kehadiran anggotanya, sembahyang bersama, pembinaan oleh guru Pembina,
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional yang dipimpin oleh
seorang dirigen. Kemudian semua siswa ke kelas masing-masing dengan budaya
antre.
Dengan
kegiatan apel pagi setiap hari diharapkan siswa datang tepat waktu, bertanggung
jawab atas dirinya sendiri, dan mandiri. Dari rangkaian kegiatan apel pagi,
nilai karakter yang bisa diimplentasikan antara lain: 1) religius, 2) kedisiplinan,
3) berwawasan kebangsaan, 4) cinta tanah air, dan 5) solidaritas. Jika ada
siswa yang terlambat, maka siswa tersebut diarahkan berbaris di depan menghadap
barisan temannya. Siswa yang terlambat diberikan pembinaan dan tanggung jawab untuk
membersihkan halaman sekolah, kebun, memilah sampah plastik. Selain itu,
direncanakan pemanggilan orang tua jika anak yang bersangkutan terlambat sampai
lebih dari tiga kali. Kegiatan ini diharapkan mampu membentuk karakter siswa agar
memiliki kemampuan yang optimal dalam mengembangkan dan memberdayakan potensi
dirinya sebagai warga Negara.
Pendidikan
karakter bangsa dalam keterpaduan pembelajaran dengan semua mata pelajaran
merupakan hal yang penting dan patut diperhatikan dalam rangka membangun
karakter siswa. Model pembelajaran yang mampu memberikan siswa pengalaman
belajar adalah project based learning.
Project based learning adalah suatu model pembelajaran
inovatif yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan kompleks.
Pembelajaran berbasis proyek berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip
utama dari suatu disiplin, melibatkan pebelajar dalam kegiatan pemecahan
masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang pebelajar bekerja
secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan
produk karya siswa yang bernilai, dan realistic
(Muriithi et al.,
2013; Widiyatmoko & Pamelasari, 2012). Penerapan model pembelajaran ini akan lebih efektif ika
dilakukan dengan teknik brainstorming.
Istilah brainstorming
dipopulerkan oleh Alex F. Osborn pada awal 1940. Brainstorming adalah teknik kreativitas yang
mengupayakan pencarian penyelesaian dari suatu masalah tertentu dengan
mengumpulkan gagasan secara spontan dari anggota kelompok (Siwa et al., 2013). Penulis mempunyai pemikiran dengan
menggunakan model project
based learning
dngan teknik brainstorming akan mampu
menumbuhkan karakter siswa seperti kejujuran, tanggung jawab, etos kerja yang
tinggi, sikap optimis, inovatif, produktif, kerjasama, dan solidaritas.
2.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan
yang ingin dicapai dari kegiatan apel pagi setiap hari sebelum pembelajaran
dimulai dan penggunaan project based
learning dengan teknik brainstorming
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dilakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Menumbuhkan perilaku yang menunjukkan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan
tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
3.
Menumbuhkan perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
4.
Mengembangakan kemampuan berpikir,
kerjasama, saling menghargai, jiwa kepemimpinan dan kreativitas.
2.3 Manfaat Kegiatan
1.
Manfaat jangka pendek:
a. Menumbuhkan
kebiasaan hidup disiplin dalam kegiatan sekolah dan membiasakan diri dalam
kegiatan bekerjasama, kreatif dalam belajar serta berkarakter.
2.
Manfaat jangka menengah
a. Seluruh
siswa SMAN 2 Negara memiliki karakter baik khususnya selama mereka menempuh
pendidikan di sekolah. Selain itu, sebagian besar siswa diharapkan mampu
menghayati karakter yang mereka miliki untuk memajukan sekolah selama masa
pendidikannya.
3.
Manfaat jangka panjang:
a. SMA
Negeri 2 Negara bisa menjadi sekolah model di Kabupaten Jembrana. Sekolah yang
melaksanakan pendidikan karakter melalui kegiatan rutin apel pagi dan penerapan
model project based learning dengan
teknik brainstorming dalam
pembelajaran.
b. Lulusan
siswa SMA Negeri 2 Negara nantinya bisa menjadi generasi muda yang unggul,
berkarakter dan trampil yang dapat digunakan untuk membangun bangsa dan negara
Indonesia.
Pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
siswa secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan.
Dengan memberikan pengetahuan mengenai norma atau nilai-nilai karakter bangsa
melalui kegiatan apel pagi dan penggunaan model project based learning dengan teknik brainstorming, siswa mampu secara
mandiri menggunakan pengetahuannya, menginternalisasi, serta
melaksanakan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia yang tercermin dalam kesehariannya.
3.
Simpulan
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi insan yang mampu meraih prestasi tertinggi.
2.
Inovasi dalam program sekolah maupun
keiatan pembelaaran dikelas selayaknya harus selalu dilakukan untuk
mengembangkan karakter siswa dan mewujudkan generasi emas Indonesia melalui
generasi muda.
3.
Pemberian pengetahuan mengenai norma
atau nilai-nilai karakter bangsa melalui kegiatan apel pagi dan penggunaan project based learning dengan teknik brainstorming dalam pembelajaran akan
mampu membangkitkan semangat, kemandirian, kreativitas maupun karakter baik
siswa sebagai generasi penerus bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
Beena, I. 2012. Importance of Value
Education in Modern Time. Education India Journal. 1(3). 2278- 2435. Tersedia
pada educationindiajournal.org. Diakses pada 20 Maret 2017.
Indonesian Review. 2015. Pendidikan
Kian Loyo. Tersedia pada www.indonesian review.com. Diakses pada 3 Maret 2017.
Kemdikbud, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 18. A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013,
Jakarta.
Muriithi, E. M., Odundo, P. A.,
Origa, J. O., & Gatumu, J. C. 2013. Project method and learner achievement
in physics in Kenyan secondary schools.
International Journal of Education and Research. 1(7): 1-12. Tersedia
pada http://www.ijern .com. Diakses pada 5 Maret 2017.
Siwa, I B., Muderawan, I W., &
Tika, I N. 2013. Pengaruh pembelajaran
berbasis proyek dalam pembelajaran kimia terhadap keterampilan proses sains
ditinjau dari gaya kognitif siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha. 3(1). Tersedia pada http://pasca.undiksha
.ac.id/e-journal/index.php/ jurnal_ipa Diakses pada 10 Maret 2017.
Widiyatmoko, A. & Pamelasari, S.
D. 2012. Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan alat peraga IPA
dengan memanfaatkan bahan bekas pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1(1):
51-56. Tersedia pada http://journal. unnes.ac.id/index.php/jpii. Diakses pada 6
Maret 2017.
Ibuk guru mantabs, lanjutkan memulis
BalasHapus