“Menulis
itu bukan bakat tapi keterampilan, jadi kalau dilatih tiap hari akan mahir
menulis”
Bapak
Wijaya Kusuma atau sering disebut Om Jay adalah sosok guru yang sangat loyal,
selalu berbagi baik pengalaman, ilmu, dan juga selalu memotivasi guru-guru
peserta belajar menulis online. Tulisan yang Beliau buat sangat enak dibaca dan
selalu memberikan inspirasi. Disetiap kalimat yang beliau sampaikan membangkitkan semangat, seolah-olah menulis
itu sesuatu yang sangat gampang. Tulisan yang paling membuat penasaran adalah “Menulislah
Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”.
Hari
ke-15 Om Jay menyapa peserta dengan ucapan “Selamat Siang Guru-guru hebat
Indonesia”. Kali ini Om Jay memberikan materi tentang pengalaman pribadinya ketika
buku ditolak penerbit mayor.
Sedih
rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit. Saya sendiri pernah
merasakannya. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Sakitnya tuh di sini!
(sambil mengelus dada) hahaha. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini,
hihihi. Namun perlu anda ketahui. saya termasuk orang yang pantang menyerah.
Ketika naskah buku saya ditolak para penerbit mayor, saya tidak putus asa. Saya
akan menerimanya dengan lapang dada. Saya menerimanya dengan senyuman meskipun
terasa pahit.
Berkali
kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan
mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya. Kegagalan adalah awal dari
sukses yang tertunda. Gembirakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang
yang telah sukses menerbitkan bukunya. Saya perbaiki tulisan saya, kemudian
saya baca kembali. Beberapa teman yang saya percaya , saya minta untuk
memberikan masukan. Hasilnya buku saya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan
lebih enak untuk dibaca. Sakit hati ini terasa terobati.
Ibarat
seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya.
Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3
yang ditolak proposal desertasinya. Saya sangat berterima kasih kepada para
penerbit yang sudah menolak buku yang saya susun. Dengan begitu buku yang saya susun menjadi
layak jual. Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung diterima, pasti
banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Buku saya
terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca.
Saya
jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor. Saya perbaiki dan
terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama
mengerjakannya. Saya pantang menyerah. Saya belajar dari penolakan. Saya pergi
ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah saya akhirnya tahu
rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.
Saat
itu saya semakin menggebu-gebu semangatnya. Ibarat perahu yang sudah berlayar
tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun
akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui
lautan yang berombak ganas. Justru disitulah keahliannya teruji.
Ketika
bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika
engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti
tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. “Kuncinya satu mau belajar dan pantang
menyerah”. Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau
menerbitkan bukumu tanpa kamu keluar uang satu senpun. Kamupun tersenyum ketika
royalti bukumu mencapai angka yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta
rupiah kamu dapatkan bila bukumu laku keras. Seperti royalty buku yang kami
terima saat ini.
Setelah Om Jay memaparkan
pengalamnnya, dimulailah degan sesi tanya jawab, sebagai berikut:
“Sebenarnya apa dasar alasan
penerbit menolak tulisan yg kita ingin kita berikan, selain itu bagaimana kita
memiliki rasa percaya diri bahwa tulisan kita menarik, sudah sesuai enak dibaca?”
Dasarnya karena tulisan kita kurang
sesuai dengan standart penerbit, dan biasanya calon penulis baru begitu sangat
menggebu gebu dan sangat yakin bukunya akan laku. Rasa percaya diri itu
dibangun mlalui proses terus menerus, dan jatuh bangun. Seperti anda belajar
sepeda, awalnya agak susah naik sepeda. tapi kalau sdh bisa mah enak enak saja.
“Bagaimana cara meyakinkan penerbit
agar buku kita diterima?”
Anda harus yakin dgn diri sendiri
dulu dan melihat peluang pasar, kalau anda saja sdh tdk yakin agak sulit
meyakinkan penerbit
“Bagaimana cara menerbitkan buku
dari kumpulan resume yg telah kita buat? Sy ingin menerbitkannya, tp bgm
caranya? Ditawarkam kpd siapa?”
Segera kumpulkan dari pertemuan
pertama sampai terkhir, gabung dalam satu file, kemudian lihat buku-buku yang sudah
diterbitkan penerbit Andi, kemudian tawarkan ke penerbit Andi Yogyakarta.
Ini
contoh buku yang ditolak penerbit mayor. Kami tidak putus asa dan terus
bersemangat untuk memperbaiki isi bukunya. Alhamdulillah akhirnya diterima
penerbit mayor. Berkat buku ini, kami keliling Indonesia untuk berbagi ilmu
PTK.
“Apakah ada ketentuannya jika
menulis artikel maupun menulis buku
dalam hal hitungan kata atau kalimatnya “
Tidak harus, tergantung apa yg
diminta oleh penerbit, kalau di penerbit andi sdh dijelaskan oleh pak edi, pak
agus dan pak joko dari penerbit andi, baca kembali materi yg telah mereka
sampaikan.
“Kalau menerbitkan buku di penerbit
indie degan biaya sendiri apakah ada fasilitas layout buku layaknya buku yg
diterbitkan di penerbit mayor? Soalnya kemarin saya menerbitkan buku pelajaran
di penerbit indie dengan biaya sendiri, isi materi tidak di ubah sama sekali
tata letaknya sehingga bukunya tidak menarik”.
Ada, tapi kita perlu keluar uang,
kalau di penerbit mayor kita tinggal terima beres. Bahkan cover dan layoutnya
sangat menarik sekali, sehingga banyak orang yang beli bukunya
“Ketika kita menulis sebuah tulisan
tentang seseorang yang sangat menginspirasi apakah ada aturan untuk
menulisnya??? Katakan lah saya mau menulis saya terinspirasi menulis karena
belajar dari om Jay .Apakah kita harus menceritakan latar belakang Om Jay dalam
tulisan itu atau hanya di tulis kan namanya saja?”
Bebas saja yang penting pesannya
sampai dan keunikan apa yang anda lihat dari tokoh teresbut.
Kesimpulan
Ketika
bukumu ditolak maka segeralah memperbaiki bukumu dan jangan ditunda. Perbaiki, dan
teruslah perbaiki, lalu pergilah ke toko buku. Lihatlah buku-buku best seller di sana,
dari situlah kamu akan bertemu rahasia buku itu laku. Kalau anda tidak sempat
ke toko buku, belilah buku secara online, lalu pelajari isi buku sehingga anda
menemukan rahasianya. Dari situlah anda akan bisa menerbitkan buku-buku bermutu.
Anda tidak perlu mencari penerbit, tapi penerbitlah yang mencari anda karena
buku-buku anda sangat bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar